Tantangan Bogor Hadapi MEA

[sc name="adsensepostbottom"]

Pasar tunggal ASEAN dalam wadah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudahnya ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara. Bagaimana kesiapan Bogor menghadapi MEA?

Diskusi Persiapan dan Tantangan Kabupaten Bogor Dalam Menghadapi MEA 2015. Foto: BEM STEI Tazkia.
Diskusi Persiapan dan Tantangan Kabupaten Bogor Dalam Menghadapi MEA 2015. Foto: BEM STEI Tazkia.

Pada akhir pekan lalu, Badan Eksekutif Mahasiswa Republik Mahasiswa Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (BEM REMA STEI Tazkia) menyelenggarakan diskusi untuk menggali lebih dalam mengenai kesiapan Kabupaten Bogor menghadapi MEA yang hanya tinggal beberapa bulan lagi. Dalam diskusi tersebut, perwakilan pemerintah Kabupaten Bogor, Trian Turangga, menyatakan potensi dan hal-hal yang telah disiapkan untuk menghadapi MEA, serta beberapa hal yang menjadi kelemahan Bogor. Baca: Indonesia Komit Wujudkan MEA di 2015

Trian menyampaikan potensi yang dimiliki Bogor untuk menghadapi MEA antara lain jumlah penduduk dan angkatan kerja yang besar, letak geografis yang strategis dekat dengan Jakarta dan daerah penghasil, kontur wilayah yang relatif datar, memiliki akses bahan baku yang mudah, serta memiliki potensi wisata yang bagus dan semakin banyak. Namun, lanjutnya, masih ada beberapa kelemahan Kabupaten Bogor, diantaranya adalah rata-rata pendidikan masih sekolah menengah (rata-rata 8 tahun), belanja usaha/sektor hanya 6 persen dari APBD, dan daya dukung infrastruktur terbatas.

“Selain itu, kualitas tenaga kerja juga masih rendah, ketersediaan dan kualitas infrastruktur rendah, daya saing industri rendah (ketergantungan bahan baku, produktifitas, dan lain-lain), keterbatasan pasokan energi, birokrasi yang belum mendukung pembangunan ekonomi secara komprehensif, dan struktur keuangan yang masih rentan,” paparnya, dalam siaran pers yang diterima mysharing, Kamis (12/3). Baca: Ormas Islam Harus Bersatu Hadapi MEA

Di sisi lain, Sekretaris Jenderal Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Bogor, Wisnu Tirta, pun berharap jumlah pengusaha di Bogor semakin bertambah. “Kalau idealnya dalam sebuah kota terdapat 2 persen pengusaha dari jumlah penduduknya, maka diharapkan di Bogor 5- 6 persen dari penduduknya menjadi pengusaha,” imbuh Wisnu. Baca Juga: Meretas Sukses dengan Talas Bogor