Ini Strategi Keuangan Inklusif Malaysia!

[sc name="adsensepostbottom"]

Keuangan inklusif turut menjadi salah satu motor perkembangan industri keuangan syariah Malaysia. Apa saja strategi negara jiran untuk mendukung keuangan inklusif di negaranya?

Key Speakers At The Global Islamic Finance ForumDirektur Departemen Perbankan Syariah dan Takaful Bank Negara Malaysia, Wan Mohd Nazri bin Wan Osman, menuturkan keuangan inklusif didorong secara bersama-sama baik di lembaga keuangan konvensional maupun syariah. “Ada empat strategi keuangan inklusif yang holistik, baik untuk lembaga keuangan konvensional maupun syariah karena keduanya saling melengkapi,” ujar Nazri, dalam Seminar Islamic Financial Services Board.

Strategi pertama adalah menciptakan masyarakat yang bertanggung jawab dan terinformasi melalui literasi keuangan dan peningkatan kapasitas lembaga non pemerintah. Strategi kedua adalah menyediakan saluran distribusi yang inovatif dengan agen bank dan saluran berbasis teknologi. Strategi ketiga, yaitu menyediakan produk dan jasa yang inovatif, seperti asuransi mikro, tabungan mikro dan pembiayaan mikro yang fleksibel. Sedangkan, strategi terakhir adalah membangun infrastruktur dan lembaga keuangan yang efektif, dengan memperkuat kapabilitas lembaga keuangan, program pelatihan yang terstruktur dan kerangka pengukuran.

Nazri menambahkan alternatif lainnya untuk mengurangi biaya dan memberi dampak yang lebih besar adalah dengan mencari alternatif sumber dana dan menciptakan produk andalan. Menurutnya, produk andalan diperlukan untuk meningkatkan efisiensi biaya dan menjadi template standar bagi industri keuangan agar lembaga keuangan bisa mengadopsinya. Baca: Mendorong Evolusi Inovasi Produk Bank Syariah

Ia tak menampik kesulitan yang dihadapi pelaku industri keuangan adalah mendesain produk keuangan mikro yang bagus karena itu membutuhkan biaya. Nazri pun mengusulkan agar dapat mengambil satu produk keuangan mikro yang bagus dan menjadikannya template untuk produk keuangan mikro.

“Mungkin ke depan IFSB bisa membuat forum dimana kita bisa saling berbagi untuk membuat produk yang berbiaya rendah dan murah bagi nasabah. Daripada hanya melihat ke produk konvensional, coba lihat ke akad syariah karena banyak struktur produk yang bisa diambil dari sana,” cetus Nazri. Baca Juga: Tekan Biaya Akad Bagi Hasil dengan Penggabungan Akad

Hingga tahun lalu strategi keuangan inklusif Malaysia telah meningkatkan jangkauan akses keuangan. Lembaga keuangan mikro syariah bertambah dua kali lipat dari delapan unit pada 2004 menjadi 16 unit di akhir 2014. Pembiayaan melalui lembaga keuangan mikro syariah juga naik sepuluh kali lipat dari 1,1 miliar ringgit (2004) menjadi 11,4 miliar ringgit (2014).