Islam Menjadi Target Skenario Global

[sc name="adsensepostbottom"]

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai dunia Islam menjadi target dan objek skenario global demi sebuah kepentingan, salah satunya memblokiran situs Islam.

Ketua Umum MUI, Din Syamsudin dan Ketua Bidang Hubungan International MUI, KH Muhyiddin Jubaidi, saat konferensi pers ukhuwah Islamiyah di kantor MUI Pusat Jakarta, Selasa (6/3). foto:Mysharing
Ketua Umum MUI, Din Syamsudin dan Ketua Bidang Hubungan International MUI, KH Muhyiddin Jubaidi, saat konferensi pers ukhuwah Islamiyah di kantor MUI Pusat Jakarta, Selasa (6/3). foto:Mysharing

Menurut Ketua Umum MUI, Din Syamsuddin, dari pengamatan dirinya, apa yang terjadi di dunia Islam, seperti di Timur Tengah, Afrika Utara, Arab Saudi dan Yaman berlanjut dengan konflik dan perang dapat disimpulkan simpulkan bahwa dunia Islam sedang menjadi target dan objek dari sebuah skenario global yang memporak-porandakan umat Islam sedunia. Baik sekedar kepentingan umar Islam dibuat tak berdaya dan porak poranda. Atau kepentingan ekonomi dan politik karena dunia Islam yang kaya raya dengan sumber daya alam, sementara dunia menghadapi krisis energi dan pangan.

Maka, lanjutnya tak mustahil ada upaya-upaya untuk menguasai sumber-sumber energi dan pangan, kemudian melakukan politik adu domba, yang kadang tidak disadari oleh umat Islam. Karena begitu banyak faksi-faksi di dalam tubuhnya sendiri. Inilah yang tengah terjadi dan bisa dilihat urutannya sejak Tunisia, Mesir, Libya, Bahrain, Yaman, Irak, Suriah dengan segala kelanjutan epilognya itu, kita berharap dan MUI berkewajiban kepada umat Islam Indonesia mengingatkan agar mewaspadai skenario semacam ini. “Kita tentu tidak menyalahkan pihak luar, tapi juga harus menyalahkan diri sendiri. Coba kalau kita kuat, orang luar tidak bisa menganggu,” kata Din dalam konferensi pers Gejolak Dunia Islamiah Umat Islam di kantor MUI Pusat Jakarta, Selasa (6/4). Baca: MUI:Pemblokiran Situs MUI Timbulkan Islamphobia

MUI mengingatkan kepada pemerintah sekarang ini, agar berhati-hati terutama yang menyangkut kepentingan umat Islam. Maka, tegas Din, jangan mencari-cari, melakukan hal-hal yang tidak ada perlunya menyangkut isu keIslaman. Seperti soal penghapusan kolom agama di dalam KTP, pelarangan jilbab di kalangan karyawan dan radikalisme dikaitkan dengan Islam. “Sementara kita tahu banyak situs-situs dari pihak lain yang juga menyerang umat Islam. Kenapa itu didiamkan?Banyak situs-situs porno tidak merugikan umat Islam, merugikan bangsa, meruntuhkan akhlak bangsa kenapa itu dibiarkan. Ko cari-cari kerjaan hanya situs-situs Islam,” tukas Din.

Din menghimbau agar pemerintah tidak mengkoyak-koyak situs media Islam tanpa investigasi dan pengkajian yang jelas. Menurut Din, Hidayatullah.com itu, media online yang suara dahwahnya moderat, begitu juga dengan media lainnya. Jika pemerintah mengoyak-ngoyak media tersebut mengkaitkan radikalisme, apalagi tidak ada peringatan tidak ada pemberitahuan, langsung blokir ini berbahaya.Namun kalau betul-betul ada situs menggerakkan paham radikalisme, MUI dan ormas Islam sepakat itu harus ditanggulangi. Tapi pendekatannya jangan main blokir dulu, panggil dulu atau beritahu pada MUI untuk konsultasi.Baca:MUI:Pemblokian Situs MUI Harus Ada Pengkajian Mendalam.