Penerapan MEA 2015 sudah didepan mata. Bagaimana seharusnya Pemerintah Indonesia bersikap guna menghadapi pasar global ASEAN tersebut?

”Saat ini Indonesia menjadi negara dengan perkembangan kelas menengah terbesar di dunia. Jumlah kelas menengah di Indonesia mengalami perkembangan pesat setelah krisis moneter 1997/1998. Bank Dunia mencatat pertumbuhan kelas menengah dari nol persen pada tahun 1999 menjadi 6,5 persen pada tahun 2011 menjadi 130 juta jiwa. Diperkirakan juga angka tersebut bakal meningkat menjadi 141 juta pada 2030,” demikian ujar Founder IndoSterling Capital – William Henley yang juga aktif dalam bisnis teknologi digital, di Jakarta dalam Siaran Pers yang terima MySharing hari ini (13/4/2015).
William Henley lalu menegaskan, bahwa potensi yang besar dari kelas menengah ini sudah sepantasnya dimanfaatkan secara maksimal oleh pemerintah. Ia menyarankan pemerintah tidak boleh lagi bersikap abai pada masalah ini karena pada akhir tahun Indonesia sudah memasuki era MEA.
“Hadirnya MEA ini akan membuat aliran barang dan jasa bisa berjalan secara mudah. Indonesia sudah pasti akan menjadi incaran karena pasarnya yang besar dengan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat. Jika hanya menjadi pasar “jajahan”, sudah pasti pertumbuhan ekonomi yang dicapai Indonesia tidak akan berkesinambungan. Industri tidak tumbuh, tenaga kerja tidak terserap, hingga minimnya devisa ke kas negara,” tegas William Henley lagi.
Pertumbuhan ekonomi kelas menengah ini ternyata juga mendorong tumbuhnya pengguna sosial media di negeri ini. William mengatakan hingga kini Indonesia tercatat sebagai pengguna aktif terbanyak untuk Twitter dan Facebook. Dari total pengguna aktif Twitter secara global sebanyak 284 juta, Indonesia menyumbang angka 50 juta atau hampir 18 persen. Sementara pengguna aktif Facebook di Indonesia mencapai sekitar 60 juta dan ada di peringkat keempat setelah Amerika Serikat, India, dan Brasil.
”Pasar yang besar ini tentu sangat menarik. Namun pasar yang besar ini juga menjadi sebuah pekerjaan rumah besar bagi pemerintah Indonesia. Jika tidak tertangani dengan baik maka pasar besar Indonesia ini justru akan menggerogoti perekonomian Indonesia,” demikian tutup William Henley, yang juga pendiri dari laman LOKAmedia ini.

