BNI Syariah Berniat Go Public

[sc name="adsensepostbottom"]

Dengan tergerusnya capital and adequancy ratio (CAR) 2 persen-2,5 persen setiap tahunnya, BNI Syariah membutuhkan tambahan modal. Go public pun menjadi pilihan untuk memperkuat permodalan.

bni_syariah2Direktur Utama BNI Syariah Dinno Indiano, mengatakan perkuatan permodalan bagi BNI Syariah sangat penting, karena capital dan adequancy ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal tergerus 2 persen-2,5 persen setiap tahunnya.

Menurutnya, dengan tergerusnya Car 2 persen-2,5 persen setiap tahunnya. Itu berarti BNI Syariah harus memperbaiki pertumbuhannya dengan menambah modal minimal tahun 2016 atau 2017. ”Kami akan tanya ke induk BNI Tbk, mau enggak nambah modal?Ya kalau enggak kita go public,” kata Dinno, di saat ditemui di Hotel Ritz Cartel Pacific Place Jakarta, Rabu (15/4). Baca: BNI Syariah Terbitkan Sukuk Mudharabah

CAR BNI Syariah, kata Dinno, sejak mendapatkan kucuran dana sebesar Rp 500 miliar dari induk BNI Tbk, posisinya Car-nya di angka 18,5 persen dengan pertumbuhan 25 persen. Namun saat ini, posisi Car BNI Syariah berada di angka 15,8 persen.

Hal ini menurutnya, karena pertumbuhan BNI Syariah pada tahun 2014 cukup signifikan yaitu di angka 35 persen, sehingga mengerus modal 2 persen sampai 2,5 persen. “Kalau Rencana Bisnis Bank (RBB) di tahun 2015, di atas 15 persen malahan ke 25 persen,” pungkasnya.