Ekonomi global masih akan suram sepanjang tahun 2015. Indonesia diharapkan berinisiatif menguatkan ekonomi domestik guna menggenjot pertumbuhan ekonomi.

William Henley lalu menjelaskan, Bank Dunia dalam proyeksi terbarunya memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia hanya akan mencapai 3 persen pada tahun 2015. Proyeksi ini lebih rendah dari perkiraan semula yang dirilis Bank Dunia pada Juni 2014, yakni pada angka 3,4 persen.
“Dengan kelesuan perekonomian global yang jauh dari jangkau Indonesia, maka yang bisa dilakukan oleh pemerintah adalah dengan berupaya menggenjot perekonomian domestik sebagai mesin pertumbuhan ekonomi,” ujar William Henley.
Mengharapkan mesin pertumbuhan domestik sangat dimungkinkan. Apalagi pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla telah mencanangkan mega proyek infrastruktur mulai dari tol laut, jalan tol, hingga proyek listrik 35.000 Megawatt.
Karena itu, dengan lancarnya belanja infrastruktur, diharapkan target Jokowi untuk mengejar pertumbuhan ekonomi 7% pada 2017.
“Proyek-proyek infrastruktur dengan sendirinya menggerakkan perekonomian di sekitar wilayah dan menumbuhkan semangat kreatifitas UKM untuk mengambil kesempatan usaha,” jelas William Henley lagi.[su_pullquote align=”right”]”Proyek-proyek infrastruktur dengan sendirinya menggerakkan perekonomian di sekitar wilayah dan menumbuhkan semangat kreatifitas UKM untuk mengambil kesempatan usaha”[/su_pullquote]
Seperti diketahui, pemerintah menganggarkan belanja infrastruktur Rp 290 triliun tahun ini, sementara hingga 27 April lalu belanja infrastruktur hanya terserap Rp 7 triliun. Indonesia diperkirakan hanya dapat meraih pertumbuhan ekonomi 5,2% tahun ini, dari pencapaian 2014 sebesar 5,02%, demikian tutup CEO Indosterling Capital – William Henley.

