Sabet Juara Ekonomi Kreatif tingkat Kabupaten, Baitul Maal Hidayatullah (BMH) bangkitkan ekonomi warga Pakowa, Banggai, Sulawesi Tengah.

Lembaga Zakat Nasional Baitul Maal Hidayatullah (Laznas BMH) melakukan program pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat Desa Pakowa Bunta, Kecamatan Nuhon, Kab. Banggai Sulawesi Tengah. Pemberdayaan ibu-ibu tersebut dibingkai dalam Keluarga Permata Idaman yang memberdayaan 50 KK di desa terebut. Desa dengan jumlah penduduk 145 KK dan 531 jiwa ini terletak sekitar 150 Km dari Ibukota Banggai.
Pada lomba desa 2015 yang diadakan tanggal 9 Mei lalu, Desa Pakowa Bunta menyabet juara pertama dari 292 desa yang ada di Kabupaten Banggai. Salah satu keunggulan yang disampaikan oleh tim penilai yakni adanya program pemberdayaan ibu-ibu warga Pakowa.
Selain itu, pemberdayaan ekonomi ibu-ibu warga Pakowa juga menyabet juara pertama dari Badan Pemberdayaan Perempuan Kab. Banggai.
“Alhamdulilah, Bupati Banggai, H. Sofyan Mile datang langsung ke desa untuk menyerahkan tropi juara,” ujar Masjoko Kepala Desa Pakowa Bunta sebagaimana siaran pers yang diterima MySharing (20/5). Saat ini Masjoko juga menunggu hasil penilaian lomba desa untuk tingkat propinsi tahun 2015.
Dalam mengembangkan pemberdayaan ekonomi desa, Masjoko mengadopsi sistem cluster blok yakni blok pertanian, peternakan, perikanan dan pemberdayaan ibu-ibu. Masyarakat dikumpul sesuai dengan mata pencaharian dan bakat dari masing-masing warganya.
Saat ini sudah berjalan pemberdayan untuk kelompok budidaya ikan air tawar ada 70 KK, peternakan sapi ada 40 KK yang awalnya hanya 20 ekor sapi saat ini menjadi 100 ekor, kemudian peternakan kambing 10 KK dan kelompok nelayan tangkap ada 10 KK. Kemudian untuk pemberdayaan ibu-ibu ada 50 KK.
“Jadi warga saya terbagi dalam kelompok pemberdayaan sesuai dengan bakat dan mata pencahariannya,” ujarnya.
Sinergi Bersama BMH
Menurut Masjoko, program pemberdayaan ekonomi BMH berjalan dengan baik. “Alhamdulillah, program pemberdayaan keluarga permata idaman berjalan dengan baik. Tingkat keberhasilan program mencapai 90 persen. Hal itu terlihat dari perkembangan ekonomi warga dan tingkat kemajuan usaha yang dirintis oleh ibu-ibu,” ujar Masjoko.
“Mereka terbagi dalam lima rumpun, empat rumpun itu untuk usaha kelompok yang terdiri dari usaha arang tempurung kelapa, usaha industri pangan, usaha kelontong dan usaha warung berkah. Sedangkan satu rumpun untuk usaha mandiri individu, yang terdiri dari usaha penjahitan, ayam potong, ikan laut dan keripik pisang,” ujar Wagiati, Koordinator Program Keluarga Permata Idaman BMH.[su_pullquote align=”right”]“Alhamdulillah produk stik tulang ikan bisa menembus supermarket dan dalam sepekan bisa laku terjual sekitar 100 bungkus, dengan harga per bungkus sebesar sepuluh ribu rupiah”[/su_pullquote]
Menurut Wagiati, ketua rumpun usaha industri pangan mengatakan bahwa program usaha home industry stik tulang ikan dan pisang luwee mendapat respon yang cukup baik dari masyarakat sehingga bisa diterima masuk ke supermarket. “Alhamdulillah produk stik tulang ikan bisa menembus supermarket dan dalam sepekan bisa laku terjual sekitar 100 bungkus, dengan harga per bungkus sebesar sepuluh ribu rupiah,” ujar Wagiati.
Kepala Humas BMH Pusat, Imam Nawawi mengungkapkan bahwa program pemberdayaan ekonomi sebagai bagian dari pendayagunaan dana ziswaf dari muzakki, tentu menjadi mozaik kebaikan yang sangat terasa manfaatnya bagi ummat. Dengan warga yang semakin berdaya, kemandirian ekonomi akan semakin kuat sehingga di masa mendatang dapat memberi dampak kesejahteraan bagi ummat.
“Di sini BMH berusaha secara nyata untuk benar-benar membangkitkan ekonomi warga Pakowa Bunta. Sebagaimana kata Bungkarno, bangkit itu mampu berdikari. Namun ini masih begitu kecil, sekalipun kita tak berhenti berharap dan berupaya semoga kelak bisa menjadi pemicu dan pemacu kebangkitan bangsa,” pungkasnya.

