Muhammadiyah Akan Dirikan Lembaga Usaha Milik Muhammadiyah

[sc name="adsensepostbottom"]

Sudah saatnya Muhammadiyah memiliki lembaga usaha milik sendiri. Dengan cara begitu, kekuatan ekonomi Muhammadiyah yang selama ini terpisah-pisah, bisa menyatu dan menjadi kekuatan ekonomi yang dahsyat.

Muhammadiyah
Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah./Foto: FB Muhammadiyah

Jelang Muktamar Muhammadiyah ke – 47 yang akan diselenggarakan pada tanggal 3 – 7 Agustus 2015 mendatang ini di Makasar, Sulawesi Selatan, ternyata terdapat gagasan dan warna baru bagi gerakan ekonomi Muhammadiyah. Diantaranya adalah tercetus adanya ide lembaga pengembangan usaha milik anggota Muhammadiyah.

Ikhwan Ridwan selaku Wakil Sekretaris Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PP Muhammadiyah (MEK) mengatakan, bahwa sudah saatnya Muhammadiyah memiliki lembaga khusus tentang pengembangan usaha milik anggota Muhammadiyah.

“Hal ini dikarenakan, banyak kegiatan usaha yang dilaksanakan oleh anggota Muhammadiyah, seperti BPRS, BMT, Mini Market, dan lain-lainnya, dianggap  tidak ada hubungannya dengan Muhammadiyah. Padahal kontribusinya terhadap Muhammadiyah sangat jelas sekali,” tegas Ikhwan Ridwan, kemarin (21/7/2015) di Jakarta.

Diakui oleh Ikhwan, selama ini Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PP Muhammadiyah tidak bisa berbuat banyak dengan usaha-usaha yang di kelolala oleh anggotanya, karena ada batas ruang lingkup program yang di tetapkan oleh Muktamar sebelumnya.

“Tugas utamanya adalah membina amal usaha Muhammadiyah ( AUM) 100 persen Muhammadiyah. Disisi lain banyak usaha – usaha yang dimiliki oleh anggota Muhammadiyah yang belum terintegrasi,” jelas Ikhwan Ridwan.

Karena itu, Ikhwan merasa yakin, apabila usaha-usaha yang dikelola anggota Muhammadiyah bisa diintregrasikan dengan baik, maka akan bisa menjadi kekuatan ekonomi yang besar bagi bangsa ini.

“Jika ini diintegrasikan, saya yakin kekuatan ekonomi Muhammadiyah akan semakin dasyat,” ujar Ikhwan Ridwan – Wakil Sekretaris Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PP Muhammadiyah (MEK) dengan penuh keyakinan.