Keuangan Syariah Brunei Mulai Unjuk Gigi

[sc name="adsensepostbottom"]

Demi memperkuat posisinya di industri keuangan syariah global, regulator Brunei Darussalam berencana menerbitkan sukuk berjangka panjang. Selain itu, bank syariah Brunei pun berupaya memperluas bisnisnya ke kawasan regional, termasuk Indonesia.

ekonomi syariahBrunei memiliki rekam jejak yang baik dalam penerbitan sukuk. Sejak 2006 sampai akhir Juli 2015 sudah ada 118 sukuk yang diterbitkan dengan total nilai 6,3 miliar dolar AS. Namun, seluruhnya bertenor satu tahun atau kurang dari satu tahun, serta dijual eksklusif kepada tujuh bank komersial Brunei. Oleh karena itu, rencana regulator untuk memperluas basis investor, adanya prospek akan pasar sukuk yang lebih likuid, serta berkembangnya pasar sekunder, sangat menarik minat investor.

Berdasar laporan Dana Moneter Internasional yang diterbitkan pada Juni lalu, Brunei telah meningkatkan komitmennya untuk mereformasi pasar keuangan dalam beberapa tahun terakhir, yaitu dengan mengembangkan biro informasi kredir dan meluncurkan sistem pembayaran nasional dan settlement. Arsitektur keuangan yang sedang berkembang itu dinilai akan semakin meningkat dengan hadirnya sukuk bertenor jangka panjang dan likuid. Baca: Repo Syariah Jadi Alternatif Solusi Likuiditas Bank Syariah

Dilansir dari Oxford Business Group, Senin (3/8), Autoriti Monetari Brunei Darussalam telah mengeluarkan pernyataan bahwa sukuk berjangka panjang akan diterbitkan dalam waktu dekat di masa mendatang. Terakhir kalinya penerbitan sukuk di Brunei adalah sukuk ijarah pada Mei 2015 senilai 73,1 juta dolar AS dengan tenor 182 hari. Dengan demikian, nilai outstanding sukuk negara sekitar 511,5 juta dolar AS.

Menurut Global Islamic Finance Report, pada 2020 Brunei akan menjadi salah satu dari enam negara yang memiliki pangsa pasar keuangan syariah lebih dari 50 persen. Saat ini industri perbankan syariah Brunei punya pangsa 45 persen dari total industri perbankan nasional. Diperkirakan pangsa pasar perbankan syariah Brunei akan mencapai 50 persen dalam 2-3 tahun ke depan. Baca Juga: Manajemen Zakat Brunei Darussalam

Selain itu, bank syariah Brunei juga sedang melirik ekspansi ke negara lain. Managing Director Bank Islam Brunei Darussalam (BIBD) Javed Ahmad, mengatakan pihaknya berencana memperluas bisnisnya ke kawasan regional. “Malaysia dan Indonesia menawarkan peluang pertumbuhan yang menjanjikan,” ujarnya. Kini BIBD mencatat pangsa pasar sekitar 75 persen dari total aset perbankan syariah Brunei.