Pisang menjadi salah satu buah tropis yang digemari masyarakat Indonesia. Tak ayal jika kemudian limbah kulit pisang menumpuk dimana-mana. Berlimpahnya limbah kulit pisang pun dimanfaatkan oleh tim peneliti asal Universitas Hasanuddin, Makassar untuk menjadi pakan ayam.

“Untuk ayam yang pakannya limbah kulit pisang kepok punya kadar gizi yang sama dengan ayam biasa, punya protein dan karbohidrat, hanya saja kolesterolnya lebih rendah,” ungkap Sultan.
Hal tersebut pun dapat mengurangi tingkat risiko terjadinya penyempitan pembuluh darah yang dpaat mengarah pada jantung koroner atau hipertensi.
Di sisi lain, Sultan tak menampik pada awalnya ukuran ayam pedaging yang diberi pakan limbah kulit pisang kepok lebih kecil dari ayam pedaging yang ada di pasaran.
Namun, dalam waktu tiga bulan ukuran ayam pun tidak akan jauh berbeda dengan ayam lainnya karena tidak terlalu banyak mengandung lemak. Pada dasarnya, komposisi daging ayam yang diberi pakan limbah kulit pisang kepok akan lebih padat dibanding ayam pedaging lainnya.
Di sisi lain lanjutnya, dengan memanfaatkan limbah kulit pisang kepok, peternak ayam pun dapat memangkas biaya pakan ternak ayam. Dengan menggunakan limbah kulit pisang kepok, peternak dapat menghemat biaya produksi antara 30-50 persen. Namun, menurut Sultan, penelitian lanjutan masih perlu dilakukan untuk melihat nilai ekonomi dari pemanfaatan kulit pisang kepok untuk peningkatan kesejahteraan peternak.
Penelitian Sultan dan rekannya yang berjudul “Potensi Limbah Kulit Pisang Kepok Kuning sebagai Pakan Ternak Unggas untuk Menurunkan Kadar Kolesterol pada Ayam Pedaging” terpilih menjadi pemenang pertama Tanoto Student Research Award untuk mitra Universitas Hasanuddin. Setiap tahunnya pihak universitas menerima sekitar 100 proposal penelitian untuk mengikuti Tanoto Student Research Award.

