HTI: Indonesia Tinggalkan Emas, Ekonomi Bangsa Rentan Terpuruk

[sc name="adsensepostbottom"]

Juru Bicara HTI – M. Ismail Yusanto sangat menyayangkan terhadap kesalahan Indonesia di masa lalu, yang bukannya menjadikan mata uang emas sebagai penjaga kestabilan moneter nasional, tapi malah justru meninggalkannya.

Dinar dan Dirham“Mata uang emas seharusnya bisa menjadi solusi terhadap berkali-kali rontoknya rupiah terhadap dollar AS. Namun sekarang ini pun menjadi tidak mudah. Karena dalam letter of intent yang ditandatangani antara IMF dengan Pemerintah RI beberapa waktu lalu, terdapat pasal-pasal yang menyatakan, bahwa Indonesia berkomitmen untuk tidak akan merubah denominasi mata uang rupiah kepada emas. Kemudian Pemerintah Indonesia wajib melaporkan temuan emas, produksi emas, juga ekspor impor emas,” papar jubir Hizbut Tahrir Indonesia – M. Ismail Yusanto kepada MySharing di Jakarta, kemarin (13/8/2015).

Menurut Ismail, dengan meninggalkan mata uang emas, itu adalah suatu kebodohan terbesar dari bangsa ini.

“Kita menandatangani perjanjian dengan IMF dan menyetujui untuk tidak menggunakan emas, ini adalah intervensi yang luar biasa terhadap kedauatan Indonesia dalam masalah moneter. Hasilnya, terlihat jelas keuangan Indonesia menjadi rapuh,” lanjut Ismail lagi.

Karena itu, menurut Ismail, harus ada semacam revolusi atau keberanian bagi bangsa ini untuk bisa beralih guna memanfaatkan mata uang emas sebagai penjaga kestabilan moneter negara Indonesia.

“Harus ada keberanian. Namun jujur, saya pesimis keberanian itu apakah ada, selama kita (Indonesia) masih dalam kondisi sekuler seperti sekarang ini,” jelas Ismail Yusanto – Jubir HTI menutup pembicaraan dengan MySharing.