Skema pendidikan di Birmingham memuat pengetahuan tentang peran pejuang Islam yang membela Inggris dalam Perang Dunia I.

Setidaknya hampir 500 ribu tentara beragama Islam turut serta dalam pasukan Inggris pada Perang Dunia I. Oleh karena itu, untuk menghargai peran mereka dalam peperangan tersebut, skema pendidikan di Birmingham pun turut memuat pengetahuan tentang tentara Muslim yang turut berjuang bagi Inggris.
“Kita tak seharusnya melupakan kontribusi mereka, karena itu penting pula bagi masa kini. Mengenang mereka akan membuat orang-orang bersatu dan punya rasa saling memiliki di negara ini,” kata Koordinator Proyek British Future Avaes Mohammed, dilansir dari OnIslam, Senin (26/10). Baca: Berhaji Sambil Studi di Inggris
Oleh karena itu, Mohammed memelopori skema edukasi tentang peran penting tentara muslim di Perang Dunia I kepada anak-anak di Birmingham. Terutama, ia membicarakan tentang para pejuang Muslim yang terlupakan dan namanya hilang dari buku-buku sejarah, padahal mereka telah turut membela Inggris.
Berdasar survei yang dilakukan oleh British Future, kendati ada ratusan ribu tentara Muslim yang ikut berjuang di Perang Dunia I, hanya 22 persen masyarakat Inggris yang mengetahui tentang hal itu. Serta, hanya dua persen yang menyadari arti dari pengorbanan tersebut. Baca: Teks Al Qur’an Tertua Ditemukan di Inggris
Tentara Muslim yang pertama menerima Victoria Cross (penghargaan militer tertinggi Inggris untuk keberanian para pejuang) adalah Khudadad Khan, anggota resimen Baluchis 129 yang berperang di dekat Belgia. “Karena itu adalah Victoria Cross yang pertama, maka itu menjadi simbol Muslim juga penuh dedikasi dan berani,” ujar Mohammed.
Proyek sejarah ini, yang didanai oleh Heritage Lottery Foundation, dikelola oleh British Future dan New Horizons In British Islam. Dua lembaga tersebut merupakan salah satu dari empat lembaga yang membuat “An Unknown And Untold Story – The Muslim Contribution To The First World War”. Lewat proyek ini, pelajar di Birmingham tidak hanya memperoleh pelajaran sejarah dari kelas, tapi juga kesempatan untuk mewawancarai keturunan dari para tentara Muslim.

