Pada tahun 2016, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan meningkat pada kisaran 5,2%-5,6% yoy. Pertumbuhan tersebut didorong oleh stimulus fiskal terutama untuk pembangunan proyek infrastruktur dan konsumsi yang diperkirakan masih tetap kuat.
Demikian hal tersebut disampaikan Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) – Tirta Segara akhir pekan lalu di Jakarta.
”Investasi diharapkan meningkat seiring dengan implementasi paket kebijakan pemerintah yang mendorong investasi dan stabilitas makroekonomi yang semakin baik. Di tengah dinamika ekonomi global, upaya pemerintah untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan efektivitas stimulus fiskal akan memiliki peranan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di 2016,” jelas Tirta Segara.
Menurut Tirta Segara, ke depan, Bank Indonesia akan terus menjaga stabilitas nilai tukar sesuai dengan fundamentalnya, sehingga dapat mendukung stabilitas makoekonomi dan penyesuaian ekonomi ke arah yang lebih sehat dan berkesinambungan.
Ditambahkan oleh Tirta Segara, untuk ke depannya, inflasi diperkirakan akan berada pada sasaran inflasi 2016, yaitu 4 ± 1%.
”Namun, risiko inflasi perlu terus diwaspadai, terutama terkait penyesuaian adminsitered prices, sehingga diperlukan penguatan koordinasi kebijakan Bank Indonesia dan Pemerintah dalam mengendalikan inflasi,” ujar Tirta.
Tirta menambahkan, sejalan dengan meningkatnya aktivitas ekonomi dan dampak pelonggaran kebijakan makroprudensial, serta penurunan GWM Primer oleh Bank Indonesia, pertumbuhan kredit diperkirakan akan terus meningkat menjadi 12-14% pada 2016.