Melambatnya perekonomian Tajikistan membuat ICD sepakat memperpanjang fasilitas pembiayaan syariah demi mendukung sektor UKM di negara tersebut.

ICD pun telah menyetujui untuk memperpanjang fasilitas pembiayaan syariah melalui lembaga keuangan lokal Agroinvestbank untuk mendukung UKM di sektor industri, komunikasi, teknologi, kesehatan, konstruksi dan pertanian. Pemerintah Tajikistan sendiri punya target melipatgandakan produk domestik bruto pada 2020 dan menurunkan angka kemiskinan dari 32 persen menjadi 20 persen. Baca: Qatar akan Dirikan Perbankan Syariah di Tajikistan
CEO ICD Khaled Al Aboodi menuturkan UKM berperan penting bagi pertumbuhan Tajikistan dan pihaknya pun punya rencana besar untuk mereka. “ICD saat ini fokus pada sektor UKM dengan memperpanjang fasilitas pembiayaan kepada bank lokal, disamping mendirikan ASR Leasing Company di Tajikistan,” katanya, dilansir dari Islamic Finance News, Senin (4/1).
Inisiatif ICD teranyar adalah menyediakan fasilitas pembiayaan sebesar USD 11,5 juta, sebagai bagian dari alokasi program di Tajikistan yang totalnya mencapai USD 25 juta. ICD juga berperan dalam mendorong pengembangan industri keuangan syariah di negara tersebut. Baca: Uganda dan Tajikistan Bersiap Membuka Diri Bagi Keuangan Syariah
Perbankan syariah telah menjadi agenda pemerintah Tajikistan, mengikuti langkah negara tetangganya yakni Kazakhstan, Azerbaijan, Kirgiztan, dan Rusia, yang telah mengembangkan industri perbankan syariah. Parlemen Tajikistan telah mengesahkan undang-undang perbankan syariah pada 2014. Dalam waktu dekat negara itu pun akan menyambut hadirnya bank syariah pertama, Bonki Rushdi Tojikiston, yang konversi menjadi bank syariah.
[bctt tweet=”Perbankan syariah telah menjadi agenda pemerintah Tajikistan, #BankSyariah”]

