Emirat Sharjah berencana menghimpun pendanaan melalui sukuk dalam waktu dekat.

Salah satu emirat di Uni Emirat Arab, Sharjah berencana menerbitkan sukuk berdenominasi dolar AS hingga 500 juta dolar AS. Jika terealisasi, langkah tersebut akan menjadikan Sharjah sebagai penerbit sukuk negara pertama dari kawasan Teluk di tahun ini. Sebelumnya, pada 2014 Sharjah telah menerbitkan sukuk bertenor 10 tahun senilai 750 juta dolar AS. Kala itu, sukuk negara Sharjah mencatat 10 kali kelebihan permintaan.
Pada rencana penerbitan sukuk di tahun ini, sebagaimana dilansir dari Reuters, Rabu (6/1), setidaknya ada enam bank lokal dan internasional yang mendapat mandat sebagai arranger sukuk, termasuk diantaranya HSBC yang akan memimpin transaksi tersebut. Namun, Departemen Keuangan Sharjah menolak untuk berkomentar lebih lanjut mengenai rencana tersebut.
Penerbitan sukuk negara Sharjah ditargetkan terlaksana pada kuartal I 2016 dan pengumuman pertemuan investor terkait transaksi sukuk dapat dilakukan secepatnya pada bulan ini. Kendati demikian, konflik antara Arab Saudi dan Iran dinilai dapat mengganggu waktu penerbitan jika kepercayaan investor menurun. Baca: Investor Timur Tengah Minati Bank Syariah Indonesia
Di sisi lain, jika penerbitan sukuk terealisasi maka hal itu akan membantu Sharjah mempersempit defisit anggaran dan membuka jalan bagi penerbit sukuk lainnya di Teluk untuk mengakses pasar surat utang. Sukuk negara dari kawasan Teluk diperkirakan akan masuk ke pasar internasional untuk menutupi kekurangan anggaran, seperti Qatar, Kuwait dan Arab Saudi.
Menurut lembaga pemeringkat Standard & Poor’s, Sharjah telah pulih dari turunnya harga minyak dunia berkat perekonomiannya yang terdiversifikasi. Standard & Poor’s pun memberikan Sharjah peringkat A. Pada November silam, Standard & Poor’s memproyeksikan defisit anggaran Sharjah sebesar satu persen pada 2018. Menurun drastis dari defisit pada 2014 yang mencapai 2,7 persen.

