
Hong Kong Trade Development Council (HKTDC) menggelar Lifestyle Expo Jakarta (LEJ) untuk ke tiga kalinya tahun ini, di JCC Expo, selama 20 – 22 Maret 2014. Sebuah pameran Business To Business yang produk-produknya menyasar masyarakat Indonesia kelas ekonomi menengah yang populasinya terus tumbuh.
HKTDC melihat perkembangan ekonomi yang sangat signifikan dan Indonesia dipastikan menjadi negara di Asia Tenggara dengan fondasi ekonomi yang kuat. Jumlah kelas menengah di Indonesia saat ini diperkirakan lebih dari 60 juta jiwa, yang didominasi kaum muda yang punya selera modern.
“Hong Kong very cosmopolitan. We work hard, play hard,” tutur Assistant Executive Director Hong Kong Trade Development Council (HKTDC) Raymond Yip, di lokasi eksibisi, Selasa, 20 Maret 2014.
Berbicara gaya hidup, berarti juga bicara budaya, bagaimana HKTDC demikian optimis untuk terus menggelar ajang itu di Indonesia, Raymond menjelaskan, hal tersebut karena berbagai produk Hong Kong dikemas dan dirancang untuk masyarakat kosmopolitan (tidak mengenal batas-batas negara). Diakui, jika dibandingkan Korea Selatan yang lebih “Timur”, produk Hong Kong lebih “Kebarat-baratan”.
Sejumlah aktor dan aktris film Hong Kong yang mendunia, menurut Raymond, juga turut mendongkrak kepopuleran produk-produk Hong Kong. Aktor dan Aktris tersebut juga cukup dikenal di Indonesia. Raymond juga mengklaim, Hong Kong dikenal sebagai kota mode utama sekaligus pusat desain di Asia.
Informasi latar belakang, Produk Domestik Bruto Indonesia tumbuh 5,7 persen year on year pada kuartal ke empat 2013. Menurut, statistik pemerintah Hong Kong, produk Hong Kong yang diekspor ke Indonesia meliputi peralatan telekomunikasi dan suku cadangnya (23%), rajutan (7,2%) komputer, dan pakaian dari katun (4,6%). Indonesia adalah tujuan ekspor Hong Kong ke 24 terbesar pada tahun 2013, dengan nilai total meningkat 6,2% menjadi US$ 2,494 billion dari sebelumnya.
Pada tahun 2013 (14-16 Maret), LEJ diikuti oleh 155 peserta. Produk tersebut diterima dengan baik oleh 10003 pengunjung. Tercatat, ada lebih dari 10 pemesanan di lokasi. Pada survei terhadap lebih dari 500 pembeli, 99,6% menilai LEJ berjalan sempurna, sementara 73% sempurna untuk kualitas pesertanya, dan 88% menyatakan akan datang lagi pada LEJ berikutnya. Item yang paling populer meliputi, fashion, aksesoris, dan arloji.
Terjadi 1818 hubungan bisnis pada 2013, memperkenalkan 110 peserta pameran dengan sekitar 430 pembeli dari Indonesia, dan tercapai beberapa kesepakatan transaksi. Tahun ini, ditargetkan tercapai 1800 hubungan bisnis.
IWAPI Jadikan Ajang Belajar
Organisasi Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) turut menjadi organisasi pendukung LEJ. Sekjen IWAPI, Moudy Lintuuran mengatakan, LEJ mereka manfaatkan belajar sebaik-baiknya mengenai bagaimana cara menggelar pameran yang elegan, sekaligus bagaimana membuat, mendesain, dan mengemas produk-produknya.
“Kita bisa terinspirasi. Kita studi banding saja,” kata Moudy.
Menurut Moudy, produk-produk Indonesia tidak kalah dibandingkan Hong Kong, terutama untuk kategori fashion. Sementara, harus diakui, keunggulan Hong Kong dari Indonesia untuk kategori elektronika telekomunikasi. Terkait irisan budaya Hong Kong dan Indonesia, sehingga menjadi sasaran produk gaya hidup, menurut pengamatan Moudy, adalah masyarakat Indonesia yang keturunan Cina.
HKTDC adalah perpanjangan tangan bagi para pengusaha barang dan jasa Hong Kong di pasar internasional. HKTDC mempromosikan Hong Kong sebagai business hub, baik terhadap China maupun Asia secara keseluruhan. HKTDC mengorganisasi berbagai pameran perdagangan dan misi bisnis untuk menjembatani perusahaan-perusahaan potensial di Hong Kong serta China ke panggung dunia, sekaligus menyediakan informasi melalui publikasi, riset, laporan juga secara virtual melalui dunia maya.
LEJ 2014 menghadirkan 170-an perusahaan yang bergerak di bisnis produk konsumen. Pameran LEJ tahun lalu menghadirkan empat kategori, yakni Consumer Electronics, Gifts and Premiums, Produk Rumah Tangga dan Barang Elektronik, Produk Busana dan Aksesori. Adapun tahun ini, selain mempertahankan empat kategori sebelumnya, menambah tiga kategori lagi yakni Produk Bayi dan Anak-Anak, Produk Kecantikan dan Kesehatan, dan Furnitur.

