Dompet Dhuafa Bantu 100 Anak NTT Miliki Akta Kelahiran

[sc name="adsensepostbottom"]

Seratus anak asal Nusa Tenggara Timur (NTT) tersenyum bahagia. Pasalnya, kini mereka memiliki akta kelahiran berkat perhimpunan donasi Dhompet Dhuafa.

dompettttPresiden Direktur Dompet Dhuafa, Ahmad Juwadi, mengatakan, bantuan  tersebut merupakan bentuk program Voice of Children yang digagas oleh istri Duta Besar Norwegia untuk Indonesia, Noor Sabah Nael Traavik bersama Dompet Dhuapa, UNHCR, dan Kemitraan.

Penggalangan donasi untuk program tersebut telah bergulir sejak Oktober 2015 dengan digelarnya konser amal bertajuk ”Voice of Children: Listen with Love” di Jakarta.

Pengumpulan donasi dalam acara tersebut difasilitasi oleh kemitraan. Sementara Dompet Dhuafa dan UNHCR adalah organisasi yang terpilih menerima amanah donasi.

Terkait penyaluran donasi, Dompet Dhuafa akan mewujudkan dalam bantuan pembuatan akta kelahiran bagi 1.000 anak miskin di Indonesia yang belum memiliki akta kelahiran. Sedangkan UNHCR memberikan bantuan bagi anak-anak-anak pengungsi Rohingnya yang ada di Indonesia.

”Dompet Dhuafa merasa ikut terpanggil dan ingin terlibat atas upaya-upaya perbaikan kualitas hidup anak-anak. Itu kita lakukan, baik dengan cara penghimpunan dana bagi anak-anak maupun kegiatan-kegiatan membantu anak. Karena akta sangat diperlukan terkait hak dasar yang dimiliki anak di Indonesia,” kata Ahmad, saat penyerahan bantuan akta kelahiran di Kupang NTT, Rabu (27/1), seperti dilansir dari laman resmi Dompet Dhuafa.

Ahmad menambahkan, Dompet Dhuafa ingin memanfaatkan program Voice of Children sebagai wahana untuk membantu masa depan generasi muda. Sehingga di masa yang akan datang dapat menjalani kehidupan dengan sebaik-sebaiknya dan mengalami peningkatan kualitas sebaik-baiknya.

”Anak-anak harus kita perhatikan, karena mereka adalah salah satu kelompok manusia yang paling rentan. Kalau mereka tidak kita perhatikan akan ada lost generation. Akan ada tiba-ba genarasi yang rendah,” ungkapnya.

Sementara itu, Noor Saleh Nael Traavik menuturkan, Indonesia semakin kuat dan siap untuk membantu mereka yang menderita.”Saya senang dan bangga karena program ini dapat terealisasi. Dalam konser untuk penggalangan Oktober lalu, banyak yang datang dan menyumbang,” ujar Noor.

Noor menegaskan, pekerjaan kemanusiaan ini adalah panggilan jiwa. Noor mengaku dirinya adalah pengungsi dari Afganistan pada 1989. Dia pun masih teringat rasa sedih yang dialami saat itu. Untuk itulah dia menggagas program Voice of Children bersama Dompet Dhuafa.

”Anak-anak mana yang akan saya bantu tidak dipandang dari agama mereka. Anak adalah anak tanpa ikatan agama apapun. Yang penting untuk semua anak,” jelas Noor.