Pada tahun ini akan ada pengubahan strategi penghimpunan dana umat.

Pada 2015 Dompet Dhuafa membukukan penghimpunan dana umat sebesar Rp 263,68 miliar, atau tumbuh sekira lima persen dari 2014 yang sebesar Rp 252,01 miliar. Pada 2016 lembaga filantropi yang beroperasi sejak 1993 ini pun menargetkan penghimpunan dana umat naik hingga 22 persen.
“Target 2016 penghimpunan dana mencapai Rp 320 miliar. Cuma bedanya tahun ini yang paling akan ditingkatkan adalah uang wakaf karena seiring waktu kami menemukan banyak yang sifatnya jangka panjang berasal dari wakaf,” kata Presiden Direktur Dompet Dhuafa Filantropi Ahmad Juwaini dalam Public Expose Dompet Dhuafa, Rabu (10/2).
Penghimpunan wakaf Dompet Dhuafa tercatat baru sebesar 4,49 persen dari total penghimpunan dana pada tahun lalu. Zakat masih menjadi sumber pendanaan tertinggi dengan prosentase 54,73 persen, kemudian diikuti dengan kurban (19,58 persen), infak sedekah (12,71 persen), CSR (5,43 persen), dan kemanusiaan (3,06 persen). Baca: Kini Eranya Pemberdayaan Wakaf
“Kalau dana zakat banyak yang disalurkan untuk konsumsi, walau ada juga yang untuk ekonomi tapi bekasnya tidak terasa. Oleh karena itu, wakaf akan kami kembangkan lagi karena di Indonesia sendiri wakaf juga belum optimal,” tukas Ahmad.
Hingga saat ini aset wakaf yang dikelola oleh Dompet Dhuafa di antaranya adalah Rumah Sehat Terpadu, Layanan Kesehatan Cuma-Cuma di Ciputat, Philantrophy Building, Zona Madina (kawasan pemberdayaan umat terpadu melalui program pengembangan budaya, wisata, ekosistem dan lingkungan), dan SMART Ekselensia Indonesia (sekolah menengah SMP-SMA berasrama, bebas biaya, dan akseleratif untuk siswa laki-laki dhuafa berprestasi).
[bctt tweet=”Aset wakaf yang dikelola Dompet Dhuafa di antaranya, Layanan Kesehatan Cuma-cuma di Ciputat”]

