Kawasan Amerika Selatan, Timur Tengah, Afrika dan Asia menjadi new frontier di tataran global.
Direktur Asset Management Practice PwC Singapura Armin Choksey mengatakan, pada 2030 sejumlah negara di kawasan Amerika Selatan, Timur Tengah, Afrika dan Asia akan masuk dalam 10 besar perekonomian terbesar di dunia. “Setidaknya akan ada tujuh negara di kawasan Amerika Selatan, Timur Tengah, Afrika dan Asia memiliki perekonomian terbesar pada 2030,” katanya dalam IFN Asia Forum 2016, Kamis (7/4).
Jumlah orang kaya di empat kawasan tersebut juga akan meningkat, terutama di Asia. Begitu pula dengan jumlah kelas menengah di Asia, sehingga akan meningkatkan jumlah dana kelolaan global. “Kawasan Amerika Selatan, Timur Tengah, Afrika dan Asia menjadi katalis dominan dalam pertumbuhan aset global,” ujar Choksey.
Ia pun memperkirakan pada 2020 jumlah kelas menengah di Asia akan lebih besar dibanding jumlah kelas menengah Eropa dan Amerika digabungkan menjadi satu. “Setidaknya pada 2020 hampir 100 triliun dolar AS dana kelolaan global akan dimotori oleh negara-negara di kawasan Amerika Selatan, Timur Tengah, Afrika dan Asia,” jelasnya.
Khusus untuk dana kelolaan syariah saat ini pasarnya memang masih didominasi oleh Arab Saudi dan Malaysia. Hingga 30 September 2015, jumlah dana kelolaan syariah global mencapai 60,2 miliar dolar AS. Arab Saudi memegang porsi sebanyak 41 persen, sedangkan Malaysia sebesar 28 persen.
Namun, dengan meningkatnya jumlah kelas menengah di Indonesia dan Malaysia diproyeksikan akan semakin menambah jumlah dana kelolaan syariah global. “Kelas menengah di Malaysia dan Indonesia adalah natural saver. Adanya kaum muda yang banyak di dua negara itu juga membuat keberadaan mereka akan meningkatkan jumlah simpanan dan investasi,” pungkas Choksey.
[bctt tweet=”Kelas menengah di Indonesia & Malaysia akan menambah jumlah dana kelolaan syariah global “]

