Soal Palestina, media Islam harus menggunakan perannya dalam pemberitaan fakta dan keberanan.
Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) AM. Fachir mengapresiasi penyelenggaraan Interntional Conference of Islamic Media (ICIM) 2016 yang bertujuan mendukung perjuangan global bagi kemerdekaan Palestina melalui media massa.
Fachir menghimbau negara-negara di dunia untuk bersama-sama memperhatikan permasalahan kemerdekaan Palestina. “Kita harus mencari jalan keluar untuk persoalan kemanusiaan, termasuk bagi pembebasan Palestina, kita harus bersatu, media juga harus membentuk opini dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina,” kata Fachir dalam sambutannya pada pembukaan ICIM di Wisma Antara, Jakarta, Rabu (25/5).
Fachir meminta konferensi ini harus bisa mewacanakan isu Palestina ke seluruh dunia. Menurutnya, media massa dan (medsos) memiliki peran yang sangat vital di dalam usaha pembebasan Palestina dari tindakan Israel.
Media dan medsos, tegas Fachir, memiliki kekuatan luar biasa. “Obama jadi presiden karena medsos, begitu juga Husni Mubarak jatuh dari tampuk kepemimpinan juga karena peran medsos. Di sinilah seharusnya media Islam menguatkan perannya dalam pemberitaan tentang fakta dan kebenaran,” paparnya.
Kehadiran ICIM, kata dia, menjadi salah satu penguat pergerakan global dari bidang pemberitaan soal Palestina harus secara seimbang. Karena menurut dia, ada kecenderungan media yang secara umum memberitakan Palestina dengan berat sebelah demi suatu kekuasaan.
Fachir pun menegaskan, bahwa apa yang telah dilakukan sejauh ini di forum antar negara untuk Palestina, belumlah sepenuhnya diberitakan dengan baik. Begitu juga upaya-upaya yang ada belum ditindaklanjuti dan diketahui di tingkat akar rumput.
[bctt tweet=”Media Islam harus menguatkan perannya memberitakan fakta dan kebenaran” username=”my_sharing”]
“Media terutama yang berbasis Islam, memiliki peran penting untuk menyuarakan berbagai pesan untuk perjuangan Palestina. Terlebih lagi, negara Palestina adalah satu-satunya negara anggota Konferensi Asia Afrika yang belum merdeka dari penjajahan,” pungías Fachir.

