Tren Dermawan Naik 5 Persen

[sc name="adsensepostbottom"]

Gerakan zakat memberikan keyakinan middle class Muslim untuk berzakat, infak, dan sedekah.

Wakil Ketua Forum Zakat (FOZ) Nasional Dody Muhadi mengatakan, era gerakan zakat nasional saat ini memasuki gelombang tiga. Gerakan zakat pertama bersinergi dan berbasis produktif, kali ini yang ketiga adalah gerakan zakat nasional berkolaborasi.

Utamanya, lanjut dia, gerakan zakat di korporasi, ada sekitar 140  Badan Usaha Milik Negara (BUMN), belum lagi BUMD kalau ditotal bisa mencapai 200. Saat ini,  ada Lazis PLN, Lazis Bank Syariah Mandiri (BSM), Yayasan Hasanah BNI Syariah, Lazis Pos Indonesia, dan lainya.

“Untuk Lazis PLN, bulan April 2016 saja bisa penghimpun Rp 19 triliun. Kalau ini digerakkan menyatukan langkah dan  bersama berkolaborasi, Insya Allah  target zakat tahun ini Rp 5 triliun  bisa tercapai dalam bulan Ramadhan ini,” kata Dody  di Jakarta, pekan lalu.

Suksesnya gerakan zakat, menurut Dody, tidak lepas dari sebuah aturan pemerintah yaitu Undang-undang No 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.

Dalam UU ini ada kesepakatan memaksa semua karyawan Muslim di kementerian, BUMN dan lembaga untuk menunaikan zakat, infak, dan sedekah setiap bulannya. Programnya pun bisa dirasakan langsung karena memberikan kemaslahatan bagi umat Muslim di seluruh Indonesia.

[bctt tweet=”Tren kedermawaan di Indonesia naik dari 2,5% menjadi 5%” username=”my_sharing”]

“Tren kedermawaan naik dari 2,5 persen menjadi 5 persen. Selama ini mereka menggantungkan keselamatan pada asuransi, sekarang berubah ke zakat. Menilik ada keyakinan middle class Muslim,”  pungkas Dody.