Fenomena alam ini akan terjadi pada pukul 16:27 WIB atau pukul 17:27 WITA.

“Peristiwa ini akan terjadi pada pukul 16:27 WIB atau pukul 17.27 WITA. Sehingga bayang-bayang suatu benda yang berdiri tegak lurus di mana saja pada jam itu akan mengarah ke Kabah,” ungkap Thambrin dalam keterangan resminya yang diterima MySharing, Rabu (13/7).
Menurut Thambrin, berdasarkan tinjauan astronomis/falak, terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan untuk meluruskan arah kiblat, di antaranya menggunakan kompas, theodolit, serta fenomena posisi matahari melintas tepat di atas Kabah yang dikenal dengan istilah Istiwa A’zam atau Rashdul Kiblat.
Sehubungan itu, kaum Muslimin dan pengurus takmir masjid/mushalla yang akan memverifikasi kesesuaian arah kiblat, dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
Pertama, pastikan benda yang menjadi patokan harus benar-benar berdiri tegak lurus atau pergunakan lot/bandul. Kedua, permukaan dasar harus betul-betul datar dan rata, dan ketiga, jam pengkuruan harus disesuaikan dengan BMKG, RRI, atau Telkom.
“Jika ketiga tahapan itu sudah dilakukan, maka bayangan benda yang digunakan untuk memverifikasi itu akan mengarah ke Kabah,” jelas Thambrin.
Fenomena alam yang sama juga terjadi pada Jumat, 27 Mei 2016 lalu. Saat itu, matahari melintas tepat di atas Kabah pada pukul 16.18 WIB dan 17.18 WITA.

