Proyek infrastruktur, arus modal asing dan dana repatriasi dinilai akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Analis Pasar Surat Berharga Syariah Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan RI Muhammad Reza mengatakan, dengan gencarnya pembangunan infrastruktur, arus modal dan dana repatriasi yang masuk ke Indonesia akan membuat pertumbuhan ekonomi di negara ini terjaga. Di sisi lain, produk domestik bruto (PDB) pun mulai rebound.
“PDB Indonesia mencapai titik terendahnya pada Maret 2015 tapi kini mulai rebound. Jadi ekonomi Indonesia tidak jelek, perekonomian Indonesia masuk lima besar di ASEAN. PDB Indonesia yang digalakkan oleh konsumsi, kredit konsumsinya sempat mengalami penurunan karena melambatnya ekonomi tapi sekarang mulai rebound juga,” katanya, Rabu (10/8).
Seiring perbaikan harga komoditas dan selesainya proyek infrastruktur, lanjut dia, maka ongkos transportasi bisa turun dan ongkos ekspor lebih murah sehingga bisa bersaing dengan produk negara lain. “Dengan begitu, trade balance naik dan current account positif,” ujar Reza.
Rampungnya pembangunan infrastruktur, menurut Reza, juga dapat membuat inflasi tercatat di bawah tiga persen. Inflasi per Juni 2016 sebesar 3,21 persen. “Kalau proyek infrastruktur tercapai maka inflasi bisa sampai dibawah tiga persen. Kalau begitu suku bunga akan ikut turun, dan dengan demikian orang yang meminjam ke bank akan dapat suku bunga lebih rendah dan kegiatan ekonomi akan lebih kencang,” paparnya.
Di sisi lain, cadangan devisa Indonesia juga mulai naik sehingga ketika terjadi resiko eksternal dan perubahan kurs, mata uang rupiah akan lebih kuat. “IHSG juga naik terus, pertumbuhan mulai rebound, dan inflasi turun. Ke depan dengan proyek infrastruktur, arus modal yang masuk dan dana repatriasim pertumbuhan Indonesia akan terjaga,” tandas Reza.
[bctt tweet=”Kemenkeu: cadangan devisa Indonesia juga mulai naik” username=”my_sharing”]