Zakat itu Transparansi dan Akuntabilitas

[sc name="adsensepostbottom"]

Masyarakat yang mendapat kejelasan tentu akan mudah membayar pajak seperti mereka senang hati mengeluarkan uang untuk zakat.

Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati menyebutkan, bahwa orang Indonesia sepertinya semakin berat mengeluarkan uang untuk pajak, tapi sangat mudah saat berzakat. Padahal, pajak merupakan kewajiban mutlak seorang warga negara.

”Zakat itu kuncinya transparanasi dan akuntabilitas. Kalau pajak bisa memakai dua kunci itu meningkatkan kepatuhan tidak perlu tax amnesty,” ujar Enny pada konferensi pres ”Kurbanesia Berlimpah Keberkahan”, di Jakarta, pekan lalu.

Menurutnya, apa yang dikerjakan lembaga-lembaga zakat atas dana yang diperoleh selama ini terbilang konkret, dan dapat dilihat kejelasannya dengan mudah. Sedangkan, konsep ekonomi yang dilakukan pemerintah lewat pajak seperti kontraproduktif, mengingat semakin bertambah dana yang masuk justru memperbanyak jumlah orang miskin.

Pemerintah, tegas dia, seharusnya belajar mengemban amanah dari rakyat, setidaknya dengan mulai membangun sistem yang baik dan mengarah ke tujuan. Karena selama ini, sistem yang ada memang terbilang sangat rumit dan tidak jelas, bahkan untuk orang yang dengan suka rela ingin membuat Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Pemerintah harus mau memperbaiki diri dan sistem yang ada. Apabila tidak mau dianggap tidak mampu mengemban amanat undang-undang.

”Masyarakat yang mendapatkan kejelasan tentu akan mudah membayar pajak dengan sendirinya, seperti mereka dengan senang hati mengeluarkan uang  untuk zakat. Seperti, seorang petani yang menanam jagung bukan tidak bisa menanam jagung, mereka Cuma merasa tidak bisa diuntungkan dengan menanam jagung,” pungkasnya.

[bctt tweet=”INDEF: Konsep ekonomi lewat pajak seperti kontraproduktif” username=”my_sharing”]