Baznas berupaya mengembangkan lembaga zakat menjadi lembaga yang kredibel.
Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Bambang Sudibyo menuturkan, jumlah kelas menengah di Indonesia yang terus tumbuh pesat tercatat sebagai yang tercepat di ASEAN. Dengan potensi tersebut, ia pun meyakini kapasitas orang untuk membayar zakat dan wakaf dengan demikian akan besar.
“Alhamdulillah dalam 30 tahun ini penghimpunan zakat tumbuh 38 persen per tahun, sementara di waktu sama ekonomi tumbuh 5,4 persen, jadi pertumbuhan zakat, infak, wakaf dan sedekah (ZISWAF) lebih jauh tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi. Itu artinya di masa depan ZISWAF akan memberikan peran signifikan di perekonomian Indonesia, terutama dalam mengentaskan kemiskinan,” tukasnya beberapa waktu lalu di Jakarta.
Menurutnya, ada disparitas sosial dan ekonomi yang memburuk dari indeks produk domestik bruto di Indonesia saat ini. “Saya percaya zakat bisa mengatasi disparitas sosial di Indonesia, oleh karena itu pengembangan lembaga syariah dan lembaga amil zakat (LAZ) bisa berperan penting,” ujar Bambang.
Baznas membawahi lebih dari 500 badan amil zakat di tingkat propinsi dan kabupaten/kota, serta mengawasi sekira 805 LAZ yang mendapat izin dari pemerintah dan dikelola oleh masyarakat. Ke depannya, Baznas pun berupaya untuk mengembangkan lembaga zakat untuk menjadi lembaga yang kredibel.
“Untuk itu hal ini memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten, tidak hanya tahu soal syariah, tapi juga keuangan syariah untuk mendukung pengembangan zakat yang kredibel. Oleh karena itu edukasi keuangan syariah menjadi sangat penting di masa mendatang,” pungkasnya.
[bctt tweet=”Baznas membawahi lebih dari 500 badan amil zakat!” username=”my_sharing”]

