Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kamar Dagang Indonesia (Kadin) bekerjasma menggelar Indonesia Fintech Festival and Conference (IFFC) 2016 pada 29-30 Agustus di ICE BSD, Tangerang, Banten.
Dari AntaraNews, gelaran IFFC ini diadakan untuk mempertemukan pemangku kepentingan industri digital, seperti perusahaan “startup”, perbankan, regulator, dan pemodal, dalam festival teknologi finansial (fintech) untuk saling bertukar pikiran.
“Festival fintech ini merupakan kegiatan OJK dan Kadin menanggapi tuntutan masyarakat di Indonesia. Teknologi informasi berkembang pesat, keterpaduan teknologi informasi dan telekomunikasi membuat keduanya menjadi hybrid,” kata Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non-Bank (IKBN) II OJK, Dumoly Pardede, dalam konferensi pers IFFC di Gedung OJK, Jakarta, Kamis (25/8).
Keluaran dari gelaran ini, menurut Dumoly adalah deklarasi komitmen sebagai awal pengembangan fintech di Indonesia. Selain, membantu perumusan dari pengaturan dan pengawasan industri digital melalui regulasi.
Nantinya, peraturan tersebut diproyeksikan berupa regulasi tata cara panduan bagi fintech yang merupakan pelaku di sektor keuangan dan regulasi standar bagi fintech pemberi layanan pendukung aktivitas keuangan.
“Kami melihat perlu ada panduan yang sederhana untuk pelaku fintech, tidak mengikat dan mengekang, namun sekaligus tidak longgar,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Badan Inovasi Teknologi Startup Kadin, Patrick Walujo, menyadari bahwa fintech sebagai industri baru suatu saat akan mengalami pertentangan dengan pelaku industri lama.
“Maka perlu dijembatani. Kadin dan OJK proaktif dalam menjembatani hal tersebut salah satunya melalui konferensi,” kata dia.
Digerakkan oleh Kaum Muda
Dalam pembukaan IFFC di ICE BSD, Tangerang, Banten, Senin (29/8), Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan, pelaku industri fintech banyak merupakan kalangan enterpreneur muda. “Yang juga sangat menjanjikan dari perkembangan industri fintech saat ini adalah fakta bahwa banyak pelaku di industri FinTech ini adalah para entrepreneur muda yang memiliki passion yang besar dalam bidang teknologi informasi dan jasa keuangan,” kata Muliaman sebagaimana dilansir dari RepublikaOnline, Senin (29/8).
Menurut Muliaman yang juga ketua komite penyelenggaraan IFFC ini, ada 5 jenis entrepreneur yang menjadi pelopor di industri fintech Asia, berdasarkan pernyataan Markus Gnirck pada majalah Forbes. Pertama, adalah para fresh graduate universitas yang memiliki passion besar dalam hal kemudahan layanan jasa keuangan (passionate graduate). “Mereka memiliki kecepatan, keuletan dan sangat customer centric,” ujarnya.
Kedua, adalah kalangan perbankan yang ingin merasakan tantangan baru dalam hal layanan jasa keuangan (unchallenged banker). “Mereka rata-rata adalah kalangan banker berusia rata-rata 35 tahun dan dibekali oleh pengetahuan dan pengalaman matang di industri jasa keuangan,” kata Muliaman.
Ketiga, adalah para penyedia jasa teknologi (old tech guys) yang sangat tertarik untuk bergabung dalam bisnis fintech yang memang sangat menjanjikan. “Mereka memiliki pengalaman luas dalam penyediaan jasa teknologi informasi dan tertarik untuk menerapkannya di industri jasa keuangan,” tutur Muliaman.
Keempat, adalah para profesional yang berpengalaman di bidang teknologi pendukung layanan jasa keuangan (silent anti startup professional). “Mereka rata-rata telah memiliki perusahaan di bidang tehnologi yang mendukung layanan jasa keuangan seperti logistik dan layanan kesehatan,” ujarnya.
Terakhir adalah entrepreneur muda berpengalaman yang telah dikenal luas industri dan telah mendapatkan berbagai penghargaan dari masyarakat atas prestasinya (serial entrepreneur). Kelompok ini memiliki kombinasi dari empat jenis entrepreneur di atas, dan memiliki pemahaman pasar serta pool of talent yang mumpuni.
[bctt tweet=”OJK: Kian banyak entrepreneur muda di bidang startup fintech!” username=”my_sharing”]
“Oleh karena itu, saya sangat mendukung upaya untuk terus mendorong dan mendidik generasi muda kita agar menjadi entrepreneur-enterpreneur baru di bidang startup FinTech,” kata Muliaman.

