Norlive, sebuah brand fashion lokal yang digawangi anak-anak muda kreatif dari Bandung dan Jakarta, bertekad selangkah lebih maju dengan mengembangkan bisnisnya lebih matang di pasar domestik, sebagai pondasi menembus pasar industri fashion di mancanegara.
Hal tersebut diungkapkan Owner Norlive – Irma Wulan Sari dalam acara Media Gathering Norlive hari ini (Selasa, 27/9/2016) di Kantor Pusat Norlive, Tebet Utara, Jakarta Selatan.
“Kami ingin menunjukkan kepada dunia luar, bahwa anak-anak muda Indonesia juga mempunyai karya-karya kreatif di bidang fashion yang siap bersaing dengan pelaku industri fashion mancanegara. Saat ini industri fashion Indonesia sudah mulai merambah pusat-pusat mode dunia. Karena itu, kami juga ingin turut berkontribusi di sana, berusaha menampilkan karya-karya fashion hasil kreasi anak muda kita sendiri,” papar Irma Wulan Sari dalam sambutannya pada acara Media Gathering tersebut.
“Saya berharap, para pelaku fashion di Indonesia menjadikan pasar domestik sebagai rumah untuk selanjutnya mampu bersaing di pasar internasional. Kualitas home industri itu bisa ditingkatkan menjadi lebih menengah, sehingga bisa menghasilkan produksi yang lebih besar dan juga kualitas produk yang lebih baik,” tegas Irma.
Sebagai langkah awal Norlive untuk bisa menapaki pasar bisnis fashion di luar negeri, Norlive akan menampilkan koleksi-koleksi fashion-nya pada ajang Indonesia Display Warehouse di Basel, Swiss bekerjasama dengan Indonesia Display pada akhir tahun 2016. Norlive menjadi salah satu brand fashion Indonesia dalam warehouse tersebut. Indonesia Display Warehouse sendiri adalah sebuah upaya terobosan dalam memfasilitasi para pengusaha Indonesia, untuk menjajaki potensi pasar globalnya secara lebih sustainable.
Selain tampil di Basel, Swiss, dijelaskan oleh Irma, upaya Norlive untuk bisa menembus pasar global juga dilakukan dengan cara penjajakan kerjasama dengan beberapa investor. Diakui Irma, pihaknya sejak setahun terakhir ini banyak menerima tawaran kerjasama dari berbagai pihak luar. Namun demikian, lanjut Irma, pihaknya masih menjajaki tawaran-tawaran tersebut.
“Kami masih menjajaki kemungkinan-kemungkinan kerjasama yang ada. Pada prinsipnya kami sangat terbuka untuk bekerjasama dengan investor lain dalam rangka memperkuat dan memperbesar eksistensi Norlive,” lanjut Irma.
Misi ideal Norlive dalam rangka mengembangkan pasar domestik dan mancanegara di industri fashion, menurut Irma, juga dilandasi dengan keinginan Norlive untuk turut berkonstribusi lebih jauh dalam mendukung program ekonomi kreatif dari Pemerintah Indonesia dibawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Program ekonomi kreatif sendiri memang menempatkan industri fashion sebagai salah satu sub sektor andalannya. Seperti diketahui, sub sektor fashion adalah penyumbang kontribusi terbesar kedua dari sektor ekonomi kreatif terhadap total produk domestik bruto (PDB) Indonesia dalam setahun terakhir. Dengan nilai pasar mencapai Rp 180 triliun per tahunnya, industri fashion merupakan salah satu penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi Indonesia dari sektor ekonomi kreatif.
“Dengan saat ini industri fashion memegang peranan penting dalam sektor ekonomi kreatif di tanah air, maka kami tergerak untuk meningkatkan kontribusi kami pada sektor ekonomi kreatif tersebut dengan mencoba membesarkan brand Norlive,” jelas Irma.
Irma pun menambahkan, “Kami sangat mendukung program ekonomi kreatif. Bagi kami, ekonomi kreatif salah satunya kami terjemahkan dengan cara, menciptakan sebuah produk yang berkualitas dan terlihat mahal, namun sebenarnya bisa dibeli dengan harga yang terjangkau.”
Menurut Irma, selain merencanakan untuk ekspansi bisnis ke mancanegara di atas, tentu saja Norlive juga akan terus memperkuat kiprah bisnisnya di tanah air. Norlive akan terus menambah gerai atau outlet-outletnya serta memperbanyak partisipasinya dalam ajang pameran-pameran bergengsi dan representatif di berbagai daerah di tanah air.
“Kami memang saat ini lebih banyak terfokus di Jakarta dan sekitarnya, serta di Pulau Jawa secara keseluruhan. Namun ke depan ini, kami sudah merencanakan untuk melakukan perluasan pemasaran ke Sumatra dan Kalimantan. Dan secara bertahap juga akan menjangkau lebih jauh lagi daerah-daerah lainnya di tanah air,” papar Irma.
Koleksi fashion Norlive sendiri saat ini adalah berupa pakaian-pakaian casual, baik santai maupun formil yang ditujukan untuk kalangan kaum muda di tanah air dengan rentang usia antara 20 sampai 35 tahun. Koleksi Norlive terdiri dari pakaian casual pria dan wanita, serta juga anak-anak. Untuk saat ini, komposisi koleksi Norlive adalah 70% untuk segmen pria.
Produk pakaian Norlive sendiri dibuat terbatas (limited edition), alias satu karakter desain produk tidak pernah dibuat secara massif. Konsep limited edition memang menjadi brand image dan brand strategy dari Norlive, sehingga produk ini banyak disukai beragam kalangan karena ekslusifitasnya. Selama 5 tahun berdiri, sejak tahun 2011 hingga sekarang, Norlive sudah menghasilkan lebih dari 1.000 jenis desain (karakter) pakaian