Biaya administrasi bank menjadi salah satu keluhan masyarakat terkait layanan perbankan.
Rasio tabungan terhadap produk domestik bruto Indonesia masih relatif rendah, yaitu 31 persen. Dalam kampanye Ayo Menabung yang berlangsung di Jakarta Convention Center hari ini, Senin (31/10), Presiden Joko Widodo pun menyampaikan sejumlah keluhan yang diterimanya dari masyarakat terkait layanan dan kemampuan perbankan untuk menarik minat masyarakat menabung.
“Saya titip ke seluruh pimpinan bank, yang saya lihat masih ada keluhan adalah biaya fee tabungan. Terkadang kalau dana tabungan nasabah kecil lalu tidak diisi lagi, tahu-tahu tabungan habis karena tergerus fee tabungan,” tukasnya saat Pencanangan Ayo Menabung, Senin (31/10).
Hal lainnya yang menjadi titipan pesan Presiden terkait masih adanya masyarakat yang menyimpan dana secara tradisional. “Hal kedua yang saya titip, setelah melakukan amnesti pajak ternyata masih banyak masyarakat yang menyimpan uang di bawah bantal dan kasur. Saya dapat info yang menyimpan dibawah bantal, jumlahnya mencapai Rp 1 triliun,” cetusnya.
Masih adanya kasus masyarakat yang menyimpan uang di bawah bantal atau kasur, lanjut dia, adalah sesuatu yang harus digerakkan agar semua dana tersebut masuk ke tabungan dan perbankan. “Saya mendorong masyarakat untuk membeli produk keuangan. Jangan lagi simpan uang dibawah bantal dan kasur,” tegas Presiden.
Perbankan akan Kaji Biaya
Menanggapi keluhan Presiden terkait biaya perbankan, Ketua Otoritas Jasa Keuangan Muliaman D Hadad mengutarakan, kini sudah ada tabungan yang membebaskan biaya administrasi seperti tabungan simpanan pelajar. Kendati demikian, untuk pengenaan fee pada produk tabungan lain, pihaknya menyerahkan hal itu ke pelaku industri.
“Untuk simpanan pelajar biaya administrasi tidak ada dan setoran bisa dimulai dari Rp 5000 jadi itu sudah menjawab (keluhan), walau belum semua. Untuk produk di luar simpanan pelajar bisa saja tapi itu diserahkan ke bank, karena bank kan tahu pola transaksi nasabah dan tentu ada biaya pengelolaan rekening,” katanya.
Sementara, Direktur Utama BTN Maryono mengungkapkan pihaknya masih akan mengkaji masukan dari Presiden terkait pengenaan biaya di produk tabungan. Pasalnya, terdapat sejumlah produk tabungan di perbankan yang target pasarnya berbeda-beda, mulai dari kalangan atas hingga bawah.
“Terkait masukan itu kami masih belum bisa melihat karena ada produk tabungan bagi menengah atas dan prioritas. Namun ada juga simpanan pelajar dan penampung untuk bantuan sosial yang sudah dibebaskan biaya, tapi kami akan mengkaji juga biaya di tabungan lainnya,” jelas dia.

