Deputi Akses Permodalan Badan Ekonomi Kreatif Fajar Hutomo (kedua kiri) menandatangani kerja sama dengan Direktur BRI Syariah Endiarto Sigit (tengah), disaksikan oleh Direktur Utama BRI Syariah Moch Hadi Santoso (ketiga kanan), Kamis (17/11).

Tingkatkan Akses Permodalan Industri Kreatif, BRI Syariah Gandeng Badan Ekonomi Kreatif

[sc name="adsensepostbottom"]

BRI Syariah memiliki produk pembiayaan mikro yang plafonnya maksimal Rp 25 juta.

Dalam rangka mendorong perkembangan industri kreatif di tanah air, BRI Syariah menggandeng Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), yang menaungi 16 sektor ekonomi kreatif di Indonesia. Kerja sama antara kedua belah pihak meliputi pemanfaatan produk dan jasa perbankan bagi pengembangan usaha industri kreatif.

Direktur Bisnis Mikro dan Pendanaan BRI Syariah Erdianto Sigit menuturkan, pihaknya bekerja sama dengan Bekraf karena memiliki misi yang sama yaitu untuk menumbuhkan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di 16 sektor industri kreatif. “Kami siap memberikan akses permodalan untuk usaha yang memerlukan,” katanya disela-sela Milad BRI Syariah ke-8, Kamis (17/11).

Ia menjelaskan, BRI Syariah siap untuk mendukung permodalan usaha industri kreatif mulai dari usaha kecil, besar sampai yang masih berbentuk start up. Besaran pemberian modal pun akan tergantung pada skala usaha masing-masing UMKM. “Bekraf punya data dan anggaran untuk pelatihan, sementara untuk akses permodalan kami yang mendukung, sehingga bisa mendapatkan usaha yang sudah terseleksi Bekraf,” ujar Erdianto.

Erdianto menegaskan, usaha yang belum bankable pun bisa mendapat pembiayaan mikro oleh BRI Syariah. Jenis pembiayaannya maksimal Rp 25 juta. “Kalau kami lihat perlu dibantu dan feasible dan diyakini pasti angsur kembali itu tidak diutamakan agunan. Kebanyakan pembiayaan ini untuk usaha inkubator,” jelasnya.

Di sisi lain, Bekraf yang tidak hanya menangani industri kreatif di Indonesia tapi juga hingga luar negeri memberikan pasar potensial lainnya bagi BRI Syariah. “Contohnya di Hong Kong dan Jeddah yang merangkul UKM tenaga kerja Indonesia di sana, kami bisa masuk untuk remitansi,” cetus Erdianto.

Sementara, Deputi Akses Permodalan Badan Ekonomi Kreatif Fajar Hutomo menuturkan, produsen produk gaya hidup dan industri kreatif muslim tentu membutuhkan dukungan keuangan syariah untuk pengembangan usahanya. “Kami bersyukur penandatanganan nota kesepahaman dengan BRI Syariah ini bisa terlaksana, sehingga kedua pihak bisa bekerja sama mewujudkan ekonomi kreatif sebagai tulang punggung perekonomian nasional dengan memanfaatkan akses perbankan melalui BRI Syariah,” jelasnya.

Ia menambahkan, enam kedeputian di Bekraf pada dasarnya bekerja sama untuk pembangunan kapasitas pelaku UKM industri kreatif. “Dengan sinergi ini bisa menjadi sebuah sumber bagi BRI Syariah untuk bisa digunakan sebagai potensi penyaluran sumber dananya, sehingga dengan intervensi dan bimbingan teknis yang kita lakukan, UKM yang dibiayai perbankan benar-benar feasible,” imbuh Fajar.

Pihaknya juga telah mengadakan kelas keuangan syariah dengan roadshow ke berbagai kota yang menjadi sentra UKM industri kreatif. “Kami memberikan pelatihan bagaimana mengelola keuangan usaha secara syariah. Beberapa kota yang telah dilaksanakan bersama BRI Syariah adalah di Yogyakarta, Banjarmasin, Pekalongan dan nanti Insya Allah pada 21-23 November akan diadakan kembali di Mataram. Direksi BRI Syariah juga membantu dalam kelas packaging di Belitung,” pungkasnya.