ALAMI Sharia adalah perusahaan teknologi keuangan (fintech) teranyar di Indonesia.
ALAMI, yang merupakan singkatan dari Alif Lam Mim (ayat pertama surat Al Baqarah), fokus untuk menjembatani akses pembiayaan antara pelaku bisnis, terutama UMKM, dengan perbankan syariah. ALAMI Sharia pun pertama kali diperkenalkan di kalangan pelaku perbankan syariah kala Karim Business Consulting memaparkan outlook perbankan syariah 2017 di pekan kedua November 2016.
Chief Executive Officer ALAMI Sharia Dima Djani mengatakan, ide mengenai ALAMI Sharia baru muncul dari diskusi di bulan Ramadhan 2016 oleh empat profesional muda Indonesia dengan misi untuk memajukan ekonomi Islam di tanah air. ALAMI Sharia pun rencananya akan resmi diluncurkan pada kuartal I 2017. “Tahun depan target kami minimal viable product sudah keluar,” ujarnya.
ALAMI Sharia pun akan fokus terlebih dulu di pasar Indonesia. Menurut dia, pasar Indonesia masih sangat luas, sehingga pihaknya akan berupaya untuk menguatkan posisi ALAMI Sharia di tanah air. “Kami ingin mengedepankan Indonesia juga sebagai pusat keuangan syariah di dunia karena sekarang ini all the ingredients is here but nobody seems to cook it nicely, masih hambar belum ada garamnya,” cetus Dima.
Setelah Indonesia, perusahaan fintech ini pun telah menargetkan untuk membidik pasar luar negeri dalam waktu tiga tahun. “Insya Allah roadmap konservatifnya di tahun ketiga mungkin sudah bisa branch out ke luar negeri. Di masa depan mungkin bisa dimulai dari yang dekat dulu, seperti Malaysia dan Brunei, tergantung kebutuhan dan demand juga. Tapi tidak impossible juga bisa sampai London dan Gulf (negara kawasan Teluk) karena teknologi ini bisa dipakai dimana saja,” paparnya.
Di lain pihak, terkait investasi platform ALAMI Sharia, ungkap dia, hingga kini masih berupa swadaya dan dibantu oleh satu angel investor. Namun, ia membuka kerja sama dengan korporat, angel investor maupun modal ventura lainnya. “Kami akan melihat modal ventura yang bisa mendorong bisnis ataupun korporat yang bisa bersinergi dengan kami, tapi yang jelas harus punya satu visi juga karena kami tidak mau keluar dari syariah,” tandas Dima.


