Gedung Baznas. Foto: Baznas

Ukur Kinerja Zakat, Baznas Rilis Indeks Zakat Nasional

[sc name="adsensepostbottom"]

Hasil indeks zakat nasional akan dipublikasi setiap tahun.

Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) merilis Indeks Zakat Nasional, Selasa (13/12). Secara umum indeks ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan zakat sehingga tujuan pengelolaan zakat nasional dapat tercapai. Ketua Baznas Bambang Sudibyo mengatakan, indeks ini dapat dijadikan referensi dalam mengevaluasi kondisi terkini pengelolaan zakat, sekaligus acuan dalam menyusun kebijakan.

Menurutnya, indeks ini bisa langsung diimplementasikan penghitungannya pada kuartal I 2017 dan dihitung secara berkala satu atau dua kali dalam setahun. “Baznas berharap Indeks Zakat Nasional dapat dipakai untuk meningkatkan kinerja zakat secara nasional,” ujarnya dalam Public Hearing Indeks Zakat Nasional, Selasa (13/12).

Indeks Zakat Nasional adalah yang pertama di dunia untuk mengukur kinerja dan perkembangan zakat. Indeks ini adalah indikator yang dapat memberikan gambaran peran zakat mengatasi kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan mustahik, dan menunjukkan tahap perkembangan institusi zakat dilihat dari internal kelembagaan, partisipasi masyarakat maupun dukungan pemerintah.

Direktur Pusat Kajian Strategis Baznas Irfan Syauqi Beik menambahkan, melalui indeks ini setiap tahun akan terpotret indeks pengelolaan zakat secara objektif dan ilmiah. Hasil indeks pun diupayakan untuk dipublikasikan sekali setahun, setidaknya di akhir tahun. “Alat ukur ini akan digunakan secara berkala sehingga publik bisa menilai dari waktu ke waktu apakah ada perbaikan dan peningkatan kualitas pengelolaan zakat,” imbuhnya.

Ia menambahkan, standar pengukuran untuk menghitung kinerja zakat sangat penting. Menurutnya, belum optimalnya penghimpunan zakat adalah karena ketiadaan alat ukur yang bisa dijadikan referensi oleh publik maupun pemangku kepentingan lain, terkait apakah tahapan pembangunan dari perzakatan mampu memenuhi ekspektasi masyarakat atau belum, atau apakah kinerja yang sudah ditunjukkan institusi zakat sudah baik atau tidak. “Ketiadaan alat ukur yang bisa dinilai secara objektif, dianalisis dan diperbandingkan membuat diskusi keberhasilan pembangunan zakat menjadi kira-kira,” tukas Irfan.

Oleh karena itu, dalam rangka memperkuat kerangka zakat nasional, Pusat Kajian Strategis Baznas meluncurkan Indeks Zakat Nasional. “Indeks ini diharapkan akan menjadi suatu alat kebijakan yang nantinya akan bisa digunakan dalam konteks negara, yang ujungnya akan melahirkan suatu potret komprehensif mengenai pengelolaan zakat baik tingkat nasional atau wilayah sehingga kita bisa tahu kinerja antar wilayah di Indonesia, barangkali ada yang sudah advance pengelolaannya, tapi ada yang mungkin perlu ditingkatkan kinerjanya, maka alat ukur ini jadi penting,” paparnya.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal World Zakat Forum Ahmad Juwaini mengomentari, hal yang sifatnya mendalam dan makro sudah termuat di indeks, sehingga telah mewakili kepentingan untuk menilai sejauh mana perkembangan zakat di suatu wilayah pada satu waktu dan lembaga zakat berkembang dalam periode waktu tertentu. “Dengan adanya indeks ini kami bisa melakukan komparasi antara satu dan yang lain. Saya berharap indeks ini menjadi panduan kita,” pungkasnya.