Eka Gumilar (berkacamata) bersama para koleganya. Foto: EraMuslim

Koperasi Syariah 212, Sejarah Bangkitnya Ekonomi Umat

[sc name="adsensepostbottom"]

Kalau umat Islam bersatu, tidak ada yang tidak mungkin termasuk membentuk koperasi syariah 212.

Terinspirasi dari besarnya potensi umat Islam dalam Aksi Bela Islam 212, muncul gagasan membentuk koperasi syariah 212. Penggasnya, Eka Gumilar, Ketua Barisan Putra Putri Indonesia (BARA), seorang loyalis Prabowo.

Musyawarah pertama pembentukan koperasi syariah 212 dilaksanakan di Masjid Raya Al Ittihad, Tebet, Jakarta, Sabtu (17/12) dengan diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai daerah. Koperasi syariah 212 dibentuk sebagai upaya untuk membangkitkan perekonomian umat Islam di Indonesia.

Penggagas Koperasi Syariah 212, Eka Gumilar mengatakan, momentum 212 tidak boleh berhenti spiritnya. Justru harus diaplikasikan ke kebutuhan umat yang sebenarnya, yakni perbaikan ekonomi.”Kita harus kembali memperjuangan fokus kita pada perbaikan ekonomi umat karena itu yang ditunggu wujudkan kesejahteraan umat Islam,” kata Eka.

Pada kesempatan ini, Eka berkisah bahwa ia mendapatkan inspirasi pembentukan koperasi syariah 212 ini dari teman-teman asal Ciamis yang datang ke Jakarta dengan berjalan kaki untuk ikut Aksi Bela Islam 212.

Dalam perjalanan ke Jakarta, mereka pantang menyerah meskipun dihadang rintangan. Gerakan para pembela Islam asal Ciamis ini menjadi bola salju yang semakin besar, hingga akhirnya menjadi lautan manusia 7,5 juta jiwa meluap di Monas, Jalan Thamrin, Jalan Sudirman, Patung Tani, Kwitang hingga Cempaka Putih. Satu tekad yakni mengetuk pintu langit dengan balutan doa dan tausyiah.

Begitu juga dengan membangun usaha koperasi syariah 212, Eka menyampaikan, awalnya dimulai dengan melontarkan ide di media sosial (medsos). Tak disangka, ide tersebut ditanggapi banyak orang, terbukti ribuan surat elektronik masuk. Semua bersemangat atas ide koperasi syariah 212.

Sekarang umat Islam dari berbagai daerah datang ke Masjid Raya Al-Ittihad untuk mengikuti musyawarah pembentukan koperasi syariah 212. Mereka memberikan masukan dan dukungan di musyawarah pertama. “Ini bukan kekuatan saya, tapi kekuatan dari kesadaran umat. Kalau kita bersatu, tidak ada yang tidak mungkin termasuk kebangkitan ekonomi umat,” ungkap Eka.

Aksi Bela Islam 212 membuat Eka dan umat Islam terenyuh dan terharu hatinya. Bahkan, Eka mengaku momentum 212 membuatnya tersadar. “Mereka memberikan masukan, mari kita bangun. Saya tidak takut tak miliki apa-apa, kita memiliki umat dan keyakinan, kita akan besar,” tegasnya disambut takbir Allahu Akbar.

[bctt tweet=”Eka Gumilar: Lambat laun penjajah akan kembali menguasai Indonesia!” username=”my_sharing”]

Hindari 3M
Eka mengatakan, sejarah mengajarkan bahwa penjajahan biasanya dibungkus dengan niat baik, seperti berdagang, memberi modal dan bantuan. Namun dengan segala triknya, lambat laun penjajah menguasai Indonesia.

“Dari pengalaman itu, rakyat harus intropeksi diri dan menghindari 3M yaitu maling, malas, dan munafik.Koperasi syariah 212 diharapkan mampu berpartisipasi membesarkan ekonomi Indonesia,” ujar Eka.

Eka membayangkan apabila ada koperasi syariah 212, minimarket 212, travel 212, bank syariah 212, dan lainnya.Pasalnya, kata Eka, uang-uang yang selama ini kepada pihak asing dan aseng akan berbalik arah memberikan manfaat untuk umat Islam Indonesia.

Eka berharap pembentukan koperasi syariah jadi sejarah bangkitnya ekonomi di Indonesia. Semoga jadi koperasi yang tidak  sibuk mencari anggotanya, tapi anggotanya yang sibuk memerlukan koperasi. “Bukan sibuk mengurus pengurus, tapi sibuk mensejahterakan umat,” tegas Eka.

Utamakan Kualitas SDM
Pada kesempatan ini, Eka menjelaskan,  usaha yang akan dibuat bentuknya koperasi syariah. Di koperasi semua orang punya hak suara, dan suara dari semua orang harus didengar oleh pengurus. Sebagai penggagas, pihaknya akan berupaya supaya ide pembentukan koperasi syariah 212 berjalan sehingga ada harapan baru untuk umat Islam dalam peningkatan kesejahteraan.

Menurutnya, dalam waktu dekat targetnya mencari pengurus koperasi syariah 212 yang betul-betul solid. Jika ingin memiliki koperasi yang bagus, maka harus memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas untuk pengurusnya. “Jadi, hal yang paling penting saat ini adalah bagaimana mengajak orang-orang yang terpilih untuk menjadi bagian dari Koperasi Syariah 212. Itu target pertama saya,” tegas Eka.

[bctt tweet=”Sudah 1.400 orang siap menjadi mitra koperasi syariah 212″ username=”my_sharing”]

Lebih lanjut Eka menegaskan, kalau langsung membuat program yang hebat-hebat gampang, tapi  kalau SDM-nya tidak mampu maka akan menjadi masalah. Masalah SDM yang menyebabkan banyak manajemen koperasi menjadi collapse. Jadi semuanya setuju, kalau ingin bagus maka harus mencari orang yang bagus untuk mengerjakannya.

“Saat ini sudah 1.400 yang telah menyatakan siap menjadi mitra usaha koperasi, jauh dari target yang hanya 100 hingga 150 orang,” ujarnya.

Selain menjadi momentum kebangkitan ekonomi umat Islam Indonesia, pembentukan koperasi syariah 212 ini menurut  Eka, sekaligus juga diharapkan menjadi momentum kebangkitan koperasi Indonesia.“Mudah-mudahan jadi sejarah bangkitnya koperasi di Indonesia,” pungkasnya.