Ngopi dan Diskusi Dompet Dhuafa. Foto: DD

Dompet Dhuafa Berdayakan Petani Kopi Indonesia

[sc name="adsensepostbottom"]

Dompet Dhuafa memberdayakan petani kopi mulai dari Sumatera sampai Sulawesi.

Indonesia adalah salah satu negara produsen dan eksportir kopi paling besar di dunia. Indonesia terkenal karena memiliki sejumlah kopi khusus seperti ‘kopi luwak’ (dikenal sebagai kopi yang paling mahal di dunia) dan ‘kopi Mandailing’, namun kebanyakan hasil produksinya adalah varietas robusta yang berkualitas lebih rendah.

Kopi diperkenalkan di Nusantara oleh Belanda yang pada awalnya menanam pohon-pohon kopi di sekitar wilayah kekuasaan mereka di Batavia. Namun kemudian dengan cepat mengekspansi produksi kopi ke wilayah Bogor dan Sukabumi di Jawa Barat di abad ke-17 dan abad ke-18. Indonesia terbukti memiliki iklim yang hampir ideal untuk produksi kopi dan karenanya perkebunan-perkebunan segera didirikan di wilayah-wilayah lain di Jawa, Sumatra dan Sulawesi.

Direktur Karya Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa Jodi Iswanto mengatakan, kopi merupakan komoditas unggulan Indonesia di tingkat dunia. “Selain sebagai salah satu produsen terbesar dunia kopi indonesia memiliki keunggulan khusus dalam hal citarasa dan kualitas yang tak tertandingi, serta memiliki varietas yang beragam,” katanya dalam keterangan resminya, Selasa (20/12).

Pada sisi yang lain, petani kopi sebagai produsen ternyata tidak dapat menikmati secara langsung mahalnya kopi karena kesenjangan harga kopi di tingkat petani dengan harga beli akhir konsumen sangat tinggi. Petani kopi pun, terutama yang pola perkebunan kopi rakyat, masih belum hidup secara sejahtera. Dengan kondisi seperti ini, Dompet Dhuafa menjadi relevan untuk dapat berperan dalam isu pengembangan kopi rakyat di Indonesia.

“Untuk program pengembangan kopi arabika di dataran tinggi Gayo, Aceh Tengah pada akhir 2014 sesaat pasca bencana alam gempa bumi yang menimpa Aceh Tengah di 2013. Jadi awalnya, program ini bagian dari recovery ekonomi pasca bencana alam dengan sebelumnya terdapat program penanganan bencana oleh tim Disaster Management Centre Dompet Dhuafa. Selain di Aceh, Dompet Dhuafa juga mengembangkan kopi jawa robusta di wilayah Temanggung Jawa Tengah,” jelas Jodi.

Hingga saat ini Dompet Dhuafa pun sudah menyiapkan klaster pengembangan di beberapa titik produsen kopi unggul seperti di Kahaya, Bulukumba dan lainnya. Di sisi lain, kini mulai bermunculan kedai-kedai kopi yang berkonsep lokal dengan tema mengangkat citra rasa luhur. Kedai-kedai kopi ini menawarkan kenikmatan kopi-kopi daerah dari seluruh Indonesia. Hal ini justru dinilai menjadi “aroma sedap” bagi pasar ekonomi perkopian di Indonesia.

“Dompet Dhuafa mempunyai peranan andil dalam pembinaan pengetahuan para petani untuk peningkatan kualitas dan kuantitas produk, pembiayaan untuk pembelian produk kopi petani yang dikelola oleh koperasi petani sehingga mengurangi ketergantungan pada tengkulak dan juga peningkatan akses pasar petani kopi yang akhirnya berpengaruh ke tingkat pendapatan petani kopi yang dibina oleh Dompet Dhuafa,” paparnya.