57 persen partisipan non muslim di Inggris menyatakan prinsip keuangan syariah relevan untuk semua agama.
Kendati berlabel ‘syariah’, keuangan syariah tak hanya terbatas di negara-negara Muslim. Industri keuangan syariah telah meluas secara global, termasuk di Eropa. Berdasar laporan Thomson Reuters, aset keuangan syariah global diperkirakan akan mencapai 3,5 triliun dolar AS pada 2021.
Di sisi lain ada 622 lembaga yang menyediakan kursus keuangan syariah dan 201 program studi keuangan syariah du universitas di seluruh dunia. Eropa pun menjadi salah satu wilayah yang menjadi tuan rumah untuk pendidikan ekonomi syariah. Saat ini ada 109 institusi yang menyediakan pendidikan keuangan syariah di Eropa. Sekitar 63 persen diantaranya berlokasi di Inggris.
Head of Islamic Finance Norton Rose Fulbright Farmida Bi menuturkan, keuangan syariah tampak menarik bagi investor yang mencari transaksi bisnis sesuai prinsip syariah. “Negara minoritas Muslim ini tertarik akan peluang yang ditawarkan keuangan syariah, baik sebagai investor maupun untuk merespon permintaan dari penduduk Muslim,” katanya, dilansir dari Arab News, Senin (6/2).
Dengan penduduk muslim mencapai 3 juta jiwa, Inggris telah menjadi pusat keuangan syariah di Eropa. “Inggris kini menjadi yang terdepan di keuangan syariah di negara-negara Barat, termasuk dalam ketersediaan pendidikan ekonomi syariah,” ujar Managing Director Simply Sharia Human Capital Nyra Mahmood.
Menurut Nyra, ada beberapa faktor yang dapat mendorong industri keuangan syariah di Inggris, baik langsung maupun tak langsung, seperti keluarnya Inggris dari Uni Eropa, outlook ekonomi Inggris di 2017 dan setelahnya, serta kebutuhan nasabah. Menilik dari faktor-faktor tersebut, industri keuangan syariah Inggris pun dinilai berada di posisi yang tepat.
“Karena Inggris mulai melihat melampaui Uni Eropa, maka ada peluang untuk bersekutu dengan investor dan rekan dari pusat keuangan syariah lainnya, seperti Teluk dan Malaysia. Dengan dukungan pemerintah, hal ini akan semakin memperkuat keuangan syariah di Inggris dan membantu negara secara ekonomi,” paparnya.
Sejumlah mega proyek di Inggris juga telah dibiayai dengan pembiayaan syariah. Diantaranya gedung pencakar langit Shard yang diklaim sebagai gedung tertinggi di Eropa dengan 95 lantai dan Chelsea Barracks serta Olympic Village yang sebagian maupun seluruhnya dibiayai dengan prinsip syariah.
Di lain pihak, survei Al Rayan Bank (bank syariah ritel di Inggris) pada 2014 menyebutkan 57 persen partisipan non muslim menyatakan prinsip keuangan syariah relevan untuk semua agama karena sesuai etika. Baik Muslim maupun non muslim mencari alternatif yang memiliki nilai etika. Hal ini sesuai dengan prinsip keuangan syariah yang mengedepankan keadilan, kejujuran dan hal yang lebih baik bagi masyarakat sekitar.
[bctt tweet=”Mega proyek di Inggrispun dibiayai oleh #KeuanganSyariah” username=”my_sharing”]
Nyra mengemukakan, saat ini juga banyak profesional yang bekerja di industri keuangan syariah berlatar belakang keuangan dan perbankan konvensional. “Banyak diantara mereka adalah non Muslim. Sebagian besar peserta pelatihan keuangan syariah berasal dari staf perbankan dan keuangan konvensional, praktisi akuntan dan praktisi hukum,” ungkapnya.

