Minat keuangan syariah baru sebatas di lembaga pendidikan.
Pesona keuangan syariah juga mulai bersemi di Spanyol. Salah satu sekolah bisnis terkemuka di Madrid, IE Business School kini memiliki pusat pendidikan dan riset keuangan syariah. “Pengetahuan keuangan syariah masih minim di sini. Banyak orang yang mencari, tapi belum ada yang mendorongnya,” ujar Koordinator Umum Saudi-Spanish Center for Islamic Economics and Finance (SCIEF) Gonzalo Rodríguez, dilansir dari Arab News, Senin (6/2).
Menurut Rodríguez, setelah krisis keuangan di 2008, perbankan beretika menjadi sangat populer, terutama di kaum muda. “Kami percaya itu lebih adil, beretika dan berlandaskan ekonomi riil, dan kami mencoba menyebarluaskan pendekatan ini,” cetusnya.
Meski industri perbankan syariah masih belum hadir di Spanyol, keuangan syariah sudah dikenal luas diantara mahasiswa keuangan yang berminat mendapatkan pengalaman internasional. “Kami mencoba menyebarkan pengetahuan keuangan syariah di Spanyol dan menjelaskan kepada mereka apa itu keuangan syariah, potensinya di Spanyol dan peluang yang kami miliki untuk keuangan syariah di negara ini,” jelasnya.
Sebagai sekolah bisnis internasional, pihaknya mencoba untuk berpikir luas. “Pangsa keuangan syariah masih satu persen dari aset keuangan seluruh dunia. Kami punya siswa yang tertarik dengan hal itu. Mereka mungkin tidak akan bekerja di Spanyol, tapi di negara lain,” tukas Rodríguez.
SCIEF merupakan buah kolaborasi antara Institut Ekonomi Islam Universitas King Abdulaziz di Jeddah dengan IE Business School. Siswa yang belajar keuangan di IE Business School bisa mengambil modul keuangan syariah sebagai pilihan, dan ternyata sebagian besar yang mengambil pilihan itu belum tentu Muslim. Antara dua institusi pendidikan itu pun terdapat pertukaran pelajar.
Di sisi lain, pihaknya melihat keuangan syariah tak hanya sebagai sebuah industri dan alternatif keuangan, tapi juga membuka pintu bagi investasi asing. Rodríguez mengemukakan tiga alasan utama kian meningkatnya minat keuangan syariah di Spanyol. Pertama, industri keuangan syariah kini sedang booming. Kedua, ketika mulai mempelajari keuangan syariah, maka akan diketahui prinsipnya lebih beretika. Ketiga, penduduk Muslim di Spanyol ingin menerapkan pengelolaan keuangan sesuai prinsip syariah.
Namun, ia mengakui menerapkan ekonomi syariah di Spanyol tak akan mudah. Dengan populasi muslim di Spanyol hanya 4 persen pada 2015, maka industri keuangan dengan label agama akan menjadi sebuah tantangan. Penerapan prinsip syariah di industri keuangan membutuhkan perubahan di sistem perbankan nasional.
“Di level regulasi, sulit menerima keuangan syariah dan memberikan izin bank syariah karena kami perlu mengubah banyak hal di regulasi perbankan, seperti pengertian bunga. Sulit menempatkannya di agenda karena tak mudah menjelaskan keuangan syariah di Spanyol. Saya pikir ada tantangan dan peluang bagi keuangan syariah dalam hal investasi di real estate, lahan, dan industri halal yang kini sedang tumbuh,” papar Rodriguez.
Meski Spanyol belum akan mengadopsi sistem keuangan syariah dalam waktu dekat karena minimnya pengetahuan dan populasi Muslim di negara tersebut, Rodriguez menuturkan bahwa teknologi keuangan dapat mempercepat pengenalan keuangan syariah. “Industri perbankan sedang berubah dan akan tampak berubah dalam lima tahun mendatang. Teknologi keuangan adalah masa depan. Hubungan antara nasabah dan bank akan berubah,” tegasnya

