Ketimpangan ekonomi di Indonesia tercatat sebagai salah satu yang terburuk.
Ekonom Universitas Indonesia Lana Soelistianingsih mengatakan, Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki ketimpangan ekonomi paling tinggi. Di tahun ini Gini Ratio Indonesia tercatat sebesar 0,397. “Ini keempat terburuk di dunia setelah Rusia, India dan Thailand,” katanya, pertengahan pekan ini.
Ia menambahkan, pada 2015-2016 ada perubahan aset yang positif di Indonesia tetapi itu hanya untuk individu yang ultra high network, yang asetnya diatas Rp 13 triliun. “Di Indonesia satu persen orang kaya menguasai kekayaan nasional sebesar 49,3 persen, sedangkan ada 10 persen yang menguasai 50 persen kekayaan nasional,” jelas Lana.
Menurut Lana, ada enam penyebab ketimpangan ekonomi. Pertama, kondisi fundamental pasar yang mendorong orang kaya mendapat keuntungan, sehingga bisa mempertahankan dominasi ekonominya di perekonomian nasional. “Pemerintah perlu waspada, keterkaitan antara pemerintah dan pengusaha jangan sampai memperbesar fundamental,” tukasnya.
Penyebab kedua adalah orang kaya mampu memengaruhi kebijakan dan memanfaatkan pengaruh mengubah aturan yang menguntungkan mereka. Ketiga, adanya ketidaksetaraan gender. Keempat, upah murah yang menyebabkan masyarakat bawah tidak dapat mengangkat diri dari jurang kemiskinan.
“Yang kelima, adanya ketimpangan akses antara desa dan kota terhadap infrastruktur. Dan, penyebab ketimpangan ekonomi yang keenam yaitu sistem perpajakan yang gagal memainkan peran pentingnya dalam mendistribusikan kekayaan,” papar Lana.
[bctt tweet=”Di Indonesia, 1%orang kaya menguasai kekayaan nasional hingga 49,3%” username=”my_sharing”]

