Penghimpunan zakat di Bosnia terpusat di baitul maal.
Umat muslim di Bosnia Herzegovina pernah mengalami masa sulit. Namun, kini umat muslim diberikan keleluasaan dalam mengurus kepentingan agama. Head of Zakat Office Bosnia Elnur Salihovic mengatakan, komunitas Islam di Bosnia kini cukup mandiri dalam mengurus kepentingannya.
“Kami independen dalam mengatur aktivitas dan pengelolaan aset. Kami bukan kementerian dibawah pemerintahan, kami adalah rekan pemerintah dalam menyusun regulasi terkait Islam. Manajemen zakat ada dibawah pengelolaan komunitas Muslim Bosnia,” katanya dalam Konferensi World Zakat Forum, Rabu (15/3).
Ia menyampaikan, komunitas Islam di Bosnia punya peran penting dalam membantu masyarakat miskin dan memperhatikan kebutuhan dasar umat muslim. Penghimpunan zakat pun dilakukan melalui baitul maal. “Penghimpunan zakat melalui lembaga tak resmi itu ilegal di Bosnia,” tukas Elnur.
Elnur mengemukakan, penghimpunan zakat di Bosnia dimulai sejak 1968 ketika era komunis berlangsung. Dana zakat pun menjadi motor pengembangan masyarakat Islam di masa kekuasaan komunis. “Karakteristik zakat di Bosnia sukarela, bukan sebagai pengurang pajak, dan pengelolaan dan pendistribusian zakat diatur berdasar regulasi kebebasan beragama,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, penghimpunan zakat di Bosnia Herzegovina pun terus meningkat setiap tahun antara 10-15 persen. Sementara, distribusi zakat sebagian besar disalurkan untuk kepentingan pendidikan. Elnur memaparkan, distribusi zakat di 25 tahun pertama didistribusikan ke pendidikan.
“Selama perang dan setelah perang, zakat didistribusikan untuk masyarakat miskin dan anggota keluarga yang meninggal syahid. Dan, saat ini zakat disalurkan untuk pendidikan sekolah Islam dan masyarakat miskin. Kami berikan porsi terbesar ke pendidikan sekitar 40 dan sekitar 19,5 persen dari budget baitul maal untuk program keamanan sosial,” ungkap Elnur.
Selain zakat disalurkan bagi program sosial kemanusiaan, zakat juga diberikan kepada non muslim. “Kami melihat di Eropa situasinya kurang bagus bagi umat muslim. Namun, Alhamdulillah banyak non muslim di negara saya yang punya opini bagus mengenai muslim dan kami saling mendukung kerja sama yang lebih baik,” ujarnya.

