Bagaimana secara umum pertumbuhan industri perbankan syariah di tahun 2017 ini? Apakah akan lebih baik dari 2016? Pakar ekonomi syariah – Adiwarman Karim memaparkannya dalam Outlook Revisited On RBB yang di-publish pada Karim Award 2017 baru-baru ini di Jakarta.
“2017, merupakan tantangan bagi perbankan syariah, dan kenyamanan bagi bank konvensional. Sebab pertumbuhan kredit konvensional berada pada level yang cukup signifikan, yakni berada di atas pertumbuhan industri perbankan nasional. Berbeda dengan bank konvensional, perbankan syariah hingga akhir 2016 mengalami pertumbuhan sedikit lebih kecil dibandingkan dengan perbankan nasional maupun konvensional,” papar Adiwarman Karim.
Namun demikian, fenomena tersebut menurut Adiwarman adalah bukanlah halangan. Karena setiap tahunnya pertumbuhan perbankan syariah terus tumbuh dengan agresif, karena bank syariah merupakan promising business.
“Untuk dapat memperkuat pasar, bank umum syariah (BUS) tetap mempertahankan existing market share dan terus melakukan ekspansi menuju size market yang lebih besar. Kuartal keempat 2016, BUS tetap berupaya untuk menjaga pertumbuhan pembiayaan dengan meningkatkan pembiayaan komersial atau pembiayaan konsumtif seperti pembiayaan KPR, karena low risk dan fixed income,” ulas Adiwarman.
Lebih lanjut dijelaskan Adiwarman, pertumbuhan pembiayaan BUS hingga Desember 2016 mencapai 7,21% dan diproyeksikan akan terus membaik hingga 11,98% pada akhir 2017.
“Pertumbuhan tersebut menunjukkan bahwa BUS mampu menjawab atas kebutuhan masyarakat melalui sejumlah produk pembiayaan yang sesuai dengan keadaan dan kondisi masyarakat,” jelas Adiwarman,
Sementara itu, lanjut Adiwarman, di sisi lain, bank umum konvensional (BUK) mengalami pertumbuhan 7,80% per Desember 2016, dan diproyeksikan tumbuh 13,31% tahun 2017.
“Pertumbuhan BUS dan BUK hanya terpaut 1,34%, dan tidak menutup kemungkinan BUS mampu tumbuh lebih agresif dibandingkan dengan BUK hingga akhir 2017,” demikian prediksi Adiwarman Karim.

