Peristiwa tak terlupakan terjadi ketika Gunawan menjalani ibadah umroh dan haji.
Wakil Sekretaris Badan Pelaksana Harian Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia M Gunawan Yasni merasakan pengalaman tak terlupakan yang selalu berulang kala ia berkunjung ke Mekkah dan Madinah untuk umroh maupun haji. Apa itu?
Beberapa kali ia selalu ditolong oleh seorang anak perempuan nan mungil yang membawakan air zamzam ke hadapannya. Namun, saat ia ingin memberikan upah kepada anak tersebut, bocah perempuan itu begitu cepat menghilang. Peristiwa pertama berlangsung ketika ia pergi umroh bersama istrinya.
“Selesai tawaf kami haus. Saat itu saya ingat ada gadis kecil bawain zamzam, kasih ke saya pakai botol. Saya pun bingung tapi diterima juga lalu saya bilang terimakasih. Lalu saya minum. Setelah selesai saya lalu mikir anak itu mungkin berharap sesuatu, tapi saat saya mau kasih uang, ternyata dia sudah nggak ada,” papar Gunawan.
Kejadian tersebut pun berulang kembali ketika ia berada di Masjid Nabawi, Madinah. “Ada anak kecil lagi ngasih minum. Saya hormati, saya ambil minumnya dan saya mikir sama ketika saya mau kasih uang ke dia, anak kecil itu sudah nggak ada,” cetusnya.
Pengalaman itu begitu membekas di hati dan menjadi sebuah pengalaman tak terlupakan ketika kembali ke tanah air. Tak disangka ketika ia kembali ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji bersama dengan mertua pada 2007, Gunawan kembali mengalami peristiwa yang sama.
Anggota Dewan Pengawas Syariah BRI Syariah ini mengungkapkan, usai tawaf bersama mertua tiba-tiba ia kembali didatangi oleh anak kecil perempuan yang membawa dua gelas air zamzam. “Tau-tau dia sudah ada di depan kita membawa minuman. Perasaan saya anak ini baik banget. Tapi lagi-lagi pas saya mau kasih uang, dia sudah nggak ada,” ujar Gunawan dengan takjub.
Sampai sekarang, ia tak pernah lupa dengan pengalaman tersebut. Pertanyaan soal “Kenapa selalu anak kecil perempuan yang menghampiri dan memberinya minum?”, belum terjawab hingga kini. “Anak kecil perempuan yang mendatangi saya ini berbeda-beda, ada yang rambutnya gelap seperti bule, ada juga yang coklat kemerahan. Yang jelas sya nggak pernah bisa lupa pengalaman itu,” tutupnya.

