Pada tahun-tahun politik seperti itu akan ada kecenderungan peningkatan konsumsi, baik rumah tangga atau non-rumah tangga.
Dalam sambutannya pada acara dialog “Outlook Pembangunan 2018: Tantangan di Tahun Politik, di Jakarta, Senin (18/12/2017) Menteri PPN/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Brodjonegoro, menegaskan bahwa Tahun 2018-2019 yang merupakan tahun politik menjadi peluang cukup besar untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi.Pasalnya, konsumsi khususnya non rumah tangga diprediksi mengalami kenaikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya karena adanya pesta demokrasi.
“Pada tahun-tahun politik seperti itu akan ada kecenderungan peningkatan konsumsi, baik rumah tangga atau non-rumah tangga.”Ujar Bambang
Menurut Bambang, “Berkaca dari pengalaman saat pemilu legislatif dan presiden 2014 serta beberapa pilkada beberapa waktu lalu, terjadi peningkatan konsumsi rumah tangga dan non-rumah tangga. Walau untuk peningkatan konsumsi rumah tangga tidak terkait langsung, namun pada saat itu terjadi lonjakan pertumbuhan. Hal ini menjadi peluang bagi pelaku usaha di sektor jasa yang bersinggungan dengan pemilu untuk meningkatkan produksi.”
“Pertumbuhan konsumsi non-rumah tangga di atas 20 persen untuk beli banner, stiker, kaos, iklan televisi dan lainnya untuk kampanye, sementara konsumsi rumah tangga saat itu di atas PDB, memang tidak bisa dikaitkan langsung denga pemilu (konsumsi rumah tangga),” kata Bambang Brodjonegoro, dalam sambutannya pada acara dialog “Outlook Pembangunan 2018: Tantangan di Tahun Politik, di Jakarta, Senin (18/12/2017).
Bambang menambahkan, “Sisi investasi mengalami sedikit pelemahan karena investor atau pengusaha cenderung menunggu dan mencermati peluang investasi di tahun politik di 2018.
Hal itu karena pelaku usaha, khususnya untuk sektor besar masih harus menunggu kepastian dari siapa yang menjadi pemimpin baik di tingkat daerah atau pusat pada 2019.”Ujar Bambang.
Bambang mengungkapkan “Memang investasi swasta melambat, mereka masih wait and see, politik Indonesia masih bercampur, makanya mereka hati-hati dalam berbisnis, kita harap mudah-mudahan berbeda di 2018 – 2019 nanti.”
Akan tetapi, melambatnya investasi bisa ditutup dengan kenaikan konsumsi non rumah tangga. Belanja barang seperti kaos, spanduk, stiker dan yang lainnya untuk kebutuhan kampanye meningkat cukup pesat. Melihat di 2014, konsumsi non rumah tangga mampu tumbuh hingga 20%.
Hal inilah, kata Bambang, yang menjadi dasar bahwa pertumbuhan ekonomi tahun depan tidak akan terlalu terganggu kegiatan politik. “Pada saat itu anggaran dari pemerintah akan naik seperti KPU (Komisi Pemilihan Umum), pemda, Polri untuk mengamankan kegiatan pemilu,” ucap dia.
Mantan Menteri Keuangan ini sangat optimistis pada 2018-2019 tidak akan berdampak terhadap anjloknya ekonomi nasional. Dia berharap semua pihak dapat menjaga stabilitas, khususnya suhu politik, agar tidak terjadi seperti di DKI Jakarta yang memanas.
“Namanya kampanye, semacam marketing jual ide jual tokoh ada kegiatan barang konsumsi,” kata Bambang.
Bambang menambahkan, berkaca dari Pilkada beberapa tahun ke belakang tidak cukup kuat mempengaruhi ekonomi Indonesia. Sehingga tidak perlu dikhawatirkan berlebihan.
“Selama ada jarak yang wajar antara politik dan ekonomi, sikap wait and see akan lebih kecil, sehingga target pertumbuhan dapat tercapai,” tutur Bambang.
“Pilkada dua tahun terakhir enggak terlalu banyak pengaruh Pilkada dengan kegiatan ekonomi,” ujar Bambang.


