Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan keynote speech pada seminar “Managing Urbanization for Sustainable Cities”
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut urbanisasi adalah sebuah fenomena dunia tersendiri hampir di semua negara di dunia. Bahkan dirinya memperkirakan akan ada lebih dari 70% populasi dunia yang akan tinggal di perkotaan pada tahun 2050 mendatang.
“Urbanisasi dan pertumbuhan ekonomi tumbuh bersamaan. Proses urbanisasi yang baik mampu meningkatkan pendapatan yang rendah menjadi menengah.” Ujarnya dalam acara seminar “Managing Urbanization for Sustainable Cities” di Hotel Shangrila, Jakarta, Selasa (19/12/2017).
“Tantangan utama urbanisasi adalah bagaimana membuat urbansasi inklusif, efisien, dan berkelanjutan. Populasi bergerak dari wilayah pedesaan ke perkotaan. Urbanisasi dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga penting untuk menopang pertumbuhan ekonomi di banyak negara,”Ucap Sri Mulyani.
SMI: Urbanisasi adalah sebuah fenomena dunia, diperkirakan pada tahun 2050, 70% penduduk akan tinggal di perkotaan. pic.twitter.com/aOuF7IqIyf
— BKF Kemenkeu (@BKFKemenkeu) December 19, 2017
Fenomena itu pun saat ini mulai menyasar menuju Indonesia. di Indonesia merupakan salah satu yg tercepat di dunia. Diperkirakan pada tahun 2025 mendatang, 68% penduduk Indonesia akan tinggal di perkotaan” Di mana dirinya memperkirakan akan ada 70% penduduk. Jadi kurang dari 8 tahun lagi dari sekarang. Jadi kami bisa melihat di 2025 saat semua transportasi sudah kami buat, pulau Jawa akan penuh perkotaan,” jelasnya.
“Pasalnya, pertumbuhan urbanisasi di Indonesia termasuk yang paling tinggi jika dibandingkan dengan negara Asia lainnya. Indonesia mencatatkan pertumbuhan urbanisasi sebesar 4,1% pertahun. Angka tersebut bahkan lebih tinggi jika dibandingkan negara Cina yang hanya sebesar 3,8%. Atau pun negara India yang mencatatkan pertumbuhan urbanisasi hanya 3,1%.” Paparnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan “Urbanisasi dapat menjadi peluang dan tantangan. Ini tergantung bagaimana mengelolanya. Tantangan utamanya ialah bagaimana membuat urbanisasi ini menjadi lebih efisien, inklusif, dan berkelanjutan.Urbanisasi dan pertumbuhan ekonomi tumbuh bersamaan. Tidak ada negara di dunia yang naik jadi negara berpendapatan tinggi tanpa ada kenaikan urbanisasi”
“Tingginya angka urbanisasi di Indonesia harus di manfaatkan dengan baik oleh pemerintah. Karena jika mampu dimanfaatkan dengan baik, maka cita-cita Indonesia untuk menjadi negara dengan ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2045 akan segera tercapai. Sehingga Urbanisasi merupakan salah satu agenda pembangunan nasional. Pemerintah menyalurkan transfer ke daerah untuk membangun infrastruktur, meningkatkan konektivitas agar penduduk kota dan desa lebih terhubung untuk ciptakan peluang baru,” Ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani saat menjadi keynote speech pada seminar “Managing Urbanization for Sustainable Cities”
Sebagai salah satu contohnya adalah negara Cina dan Tiongkok. Meskipun pertumbuhannya kalah oleh Indonesia, namun kedua negara tersebut mampu memanfaatkan urbanisasi dengan baik.Hal itu terbukti, kontribusi urbanisasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Cina mencapai 9%, dan di India mencapai 7%. Sedangkan di Indonesia kontribusi urbanisasi terhadap PDB masih berada di angka 4%.”Di Indonesia masih 4%. Artinya apa ? ada yang perlu diperbaiki dalam pengelolaan urbanisasi di Indonesia” jelasnya.
“Tantangannya adalah mengenai urbanisasi. Karena jika (urbanisasi) dikelola secara baik, akan memberi dampak ekonomi yang sangat tinggi. Karena tidak ada satu negara manapun di dunia ini yang tidak mencapai penghasilan medium tanpa populasi signifikan berpindah ke perkotaan jadi urbanisasi juga identik dari pendapatan rendah ke menengah,” Ungkapnya.
Seminar “Managing Urbanization for Sustainable Cities”di tayangkan secara live di situs berikut ini :
bppk.kemenkeu.go.id & http://fiskal.kemenkeu.go.id/live

