Presiden Joko Widodo : Jangan Jual Saham Di Awal Tahun Depan

[sc name="adsensepostbottom"]

Presiden Joko Widodo meminta pelaku pasar modal untuk tidak menjual sahamnya di awal tahun depan lantaran kinerja Bursa Efek Indonesia sangat positif sepanjang 2017.

Seremonial penutupan perdagangan saham 2017 dihadiri oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani., juga dihadiri oleh Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen, dan jajaran Dewan Komisioner serta pejabat OJK, Direksi BEI, Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), serta seluruh stakeholders Pasar Modal Indonesia.

Jokowi hadir di Main Hall BEI pada pukul 15.35 WIB. Selang 20 menit kemudian, mantan Gubernur DKI Jakarta itu memberikan sambutan penutupan perdagangan. “Sebelum penutupan tahun 2017, atas nama pemerintah, saya beri penghargaan ke pelaku dan otoritas pasar modal bagi kemajuan perekonomian nasional dan pasar modal selama 2017,” ujarnya di Jakarta, Jumat (29/12/2017).

Presiden Joko Widodo meminta pelaku pasar modal untuk tidak menjual sahamnya di awal tahun depan lantaran kinerja Bursa Efek Indonesia sangat positif sepanjang 2017. Tercatat indeks saham naik double digit atau sebesar 20 persen tahun ini.

“Coba kita bayangkan di awal tahun karena kita takut risiko, saham properti kita jual hanya pegang cash, berapa keuntungan yang hilang,” kata Presiden saat menutup perdagangan pasar modal di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat 29 Desember 2017.

Sambung dia menegaskan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditutup menghijau ke level 6.355,65 menurutnya bisa menjadi awalan baik untuk menatap tahun 2018. “Dengan mengucap Alhamdulillah, dengan ini perdagangan Bursa Efek Indonesia secara resmi ditutup dengan angka 6.355,65,” pungkasnya.

Lanjut Joko Widodo memaparkan “Menurutnya risiko global yang membayangi 2018 tak serta merta menjadi alasan pelaku pasar modal untuk menjual saham. Mereka harus mencermati dampak kerugian yang akan muncul belakangan.”

“Kalau kita terjebak pada risiko kita akan kehilangan peluang, kesempatan, secara cepat padahal datangnya hanya sekali. Jangan sering-sering baca sosial media,” Ucapnya.

Jokowi mengungkapkan banyak analis dan pengamat yang mewanti-wanti berbagai risiko global di tahun mendatang. Mulai dari kenaikan suku bunga AS atau The Fed, stimulus fiskal Presiden AS Donald Trump, RUU perpajakan AS, hingga geopolitik Uni Eropa.

Padahal arus modal ke Indonesia tahun ini, kata Presiden, mengalami lonjakan signifikan atau mencapai rekor baru. Ekspor Indonesia juga mengalami kenaikan double digit sebesar 15 sampai 17 persen seiring meningkatnya ekspor negara-negara di Asia di atas laju perekonomian dunia selama tujuh tahun.

“Banyak orang bilang modal pulang kampung kembali ke AS. Semua deg-degan kita senang seperti itu. Sementara arus modal ke Indonesia juga mencapai rekor,” tutur mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Presiden pun mengajak pasar modal dan pelaku usaha untuk tetap optimistis menanamkan modal dan menjalankan usaha di tahun mendatang. Pemerintah katanya akan berupaya mempertahankan stabilitas perekonomian nasional dibalik bayang-bayang risiko global dan beliau menjelaskan “Perdagangan kemarin, bursa saham Tanah Air ditutup melaju kencang hingga menembus level 6.300 dan mencetak rekor baru lagi. IHSG ditutup meroket 36,88 poin setara 0,59% ke level 6.314,05. Pada akhir perdagangan 2017 hari ini, IHSG kembali menembus rekor di level 6,355.65 dengan tambahan 41,61 poin atau setara dengan 0,66%.

Adapun nilai transaksi pada bursa Indonesia tercatat sebesar Rp28,19 triliun dengan 25,6 miliar saham diperdagangkan pada sesi sore dan transaksi bersih asing Rp318,37 miliar dengan aksi jual asing sebesar Rp18,20 triliun dan aksi beli asing mencapai Rp18,51 triliun. Tercatat 234 saham naik, 158 saham turun dan 122 saham stagnan.

Menurutnya pencapaian indeks di tahun ini merupakan hasil kinerja pasar modal yang sangat positif karena ‎pada awal perdagangan tahun level indeks masih berada di posisi 5.296.

“Ini angka yang di luar perkiraan kita semua, dulu banyak yang bilang kalau sulit mencapai angka ini. Lihat sekarang indeks berada di level 6,355,” imbuhnya.

Presiden pun mengapresiasi kinerja seluruh otoritas pasar modal dalam mempertahankan kinerja positif emiten-emiten di pasar modal serta meningkatkan pertumbuhan IHSG hingga double digit.

“Ini kerja keras bursa efek patut diapresiasi dan disyukuri bersama,” tutupnya.

Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengungkapkan kinerja memuaskan dari pasar modal tercermin dari peningkatan jumlah investor yang meningkat 44 persen dalam dua tahun terakhir menjadi 1,12 juta investor. Selain itu, diikuti kenaikan nilai investasi investor domestik yang mencapai Rp340 triliun di sepanjang 2017.

Adapun 37 perusahaan tercatat yang melakukan pencatatan perdana saham (initial public offering/IPO) di BEI yang merupakan tertinggi di BEI dalam 23 tahun terakhir, serta yang terbanyak diantara negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

Pencapaian 2017 juga diikuti oleh peningkatan literasi pasar modal yang berdasarkan survei AC Nielsen, meningkat dari 4,3 persen di 2016, menjadi 15 persen di 2017. Peningkatan ini salah satunya dihasilkan dari Kampanye Yuk Nabung Saham yang terus BEI tingkatkan sejak 2015.