Perbankan penyaluar Kredit Usaha Rakyat (KUR) akan didorong untuk meningkatkan kucuran ke sektor produktif.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop dan UKM), Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga mengatakan, pihaknya menargetkan 50 persen alokasi KUR ditujukan ke sektor produktif.
“2018 ini akan dibesarkan sekitar 50 persen alokasi ke sektor produktif,” kata Puspoyoga Gedung Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta, belum lama ini.
Dia menyampaikan, bahwa sepanjang tahun 2017 alokasi KUR ke sektor produktif mencapai 45 persen. Ini telah melewati target sebesar 40 persen. Dan saat ini, kata dia, ada dua koperasi sebagai penyalur KUR. Sebelumnya, ada Kospin Jasa di Pekalongan, kemudian Koperasi Simpan Pinjam Kredit (Kospit) Obor Mas, Maumere, Nusa Tenggara Timur juga ditetapkan sebagai penyalur KUR.
Menurutnya, ini adalah bukti kongkrit koperasi berkualitas, sebab sebuah koperasi untuk menjadi penyalur KUR tidak lah mudah. ”Target 2018, penyaluran KUR sebesar Rp 120 triliun, dengan penurunan suku bunga menjadi 7 persen,” kata Puspayoga.
Kemenkop dan UKM mengakui bahwa realisasi penyaluran KUR secara presentase dari total pagu anggaran tahun 2017 ini lebih rendah dibandingkan tahun 2016 lalu. Adapun jelas dia, penyaluran KUR sampai dengan 31 Desember 2017 telah mencapai Rp 95,56 triliun atau 86,6 persen dari target sebesar Rp 106 triliun (bunga 9 persen), yang harus disalurkan dengan jumlah debitur sebanyak 4.408.925 orang melalui 36 Lembaga Keuangan Penyalur KUR pada tahun 2017.
Sedangkan, pada realisasi tahun 2016, KUR yang disalurkan sebesar Rp 94,4 triliun dari target sebesar Rp 100 triliun. Meskipun penyerapannya secara prosentase lebih rendah, namun kata dia, total dana yang disalurkan lebih besar tahun 2017. Selain jumlah anggaran dan dana riil yang disalurkan besar, KUR 2017 juga secara debitur banyak dibandingkan jumlah debitur pada 2016. Jumlah debiturnya sebanyak 4.408.925 orang, sedangkan untuk tahun 2016 sebanyak 4.362.599 orang.
Kemenkop dan UKM, kata Paspayoga, akan mendorong perbankan penyalur KUR untuk meningkatkan kucuran KUR ke sektor produktif. Sebab, menurutnya, banyak bank lebih berhati-hati menyalurkan KUR ke sektor produktif ini lantara terkait NPL. Sementara, sebut dia, NPL di sekotr perdagangan tercatat nol
Puspayoga menegaskan, Koperasi dan UKM mencatat pada tahun 2017 kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) meningkat. Yakni dari 1,7 persen menjadi 4,48 persen. ”Rasio kewirausahaan naik dari 1,65 persen menjadi 3,1 persen,” ujarnya.
Disampaikan dia, bahwa hasil capaian tersebut yakni berkat program reformasi total koperasi. Program ini memfokuskan koperasi pada kualitas daripada kuantitas dan rehabilitas koperasi dengan membenahi data base. Bahkan, sebuat dia, anak usaha koperasi sekarang sudah mampu mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Puspayoga juga berharap kedepan akan banyak lagi anak usaha koperasi melenggang di BEI.

