Nabi Muhammad SAW bersabda: “Air Zamzam mengandung berkah, ia minuman yang menyegarkan dan obat segala penyakit”
Air Zamzam memancar dari daerah tandus, namun tak pernah habis hingga akhir zaman. Memahami sejarahnya, menimbulkan kekaguman dan rasa syukur atas kebesaran Allah SWT melalui ciptaanNya yang meningkatkan kecintaan kita kepadaNya dan membantu kaum Muslim meraih umrah mabrur.
Sumur Zamzam terletak sekitar 21 meter dari lokasi Ka’bah. Ada sebagian peneliti yang menemukan bahwa sumur ini menghasilkan antara 11 sampai dengan 18,5 liter setiap detik. Kedalamannya mencapai 30 meter yang terbagi dalam tiga bagian; dari arah bukit Shafa, dari arah Ka’bah, dan dari arah bukit Marwah.
Asal mula ditemukannya air Zamzam ialah ketika Nabi Ibrahim AS diperintahkan Allah SWT untuk pergi ke Mekah bersama istrinya, Siti Hajar dan bayinya yang masih menyusui, Ismail. Namun Nabi Ibrahim AS kemudian harus meninggalkan mereka berdua di daerah yang sekarang menjadi Masjidil Haram sedangkan mereka hanya berbekal sedikit air dalam wadah yang terbuat dari kulit dan sedikit makanan. Lalu ketika minuman dan makanan tersebut habis, air susu ibunya sudah kering, Ismail pun mulai menangis dan meronta-ronta karena lapar dan haus. Dalam kepanikannya, sang Ibu, Siti Hajar pergi mencari air ke bukit Shafa, lalu naik ke atas kemudian turun ke lembah hingga naik lagi ke bukit Marwah yang berhadapan dengan bukit Shafa untuk mencari air dan bantuan, tapi dia tidak melihat orang lain yang mungkin membantunya.
Hampir putus asa, Siti Hajar bermaksud meninggalkan putranya di gurun tersebut karena tidak ingin melihat jika Nabi Ismail meninggal. Namun tiba-tiba, ia mendengar suara dari kejauhan. Diikutinya sumber suara itu sambil berlari. Saat itulah ia melihat malaikat Jibril menghentak tanah dengan tumir atau sayapnya, dan seketika itu keluarlah air yang melimpah dari sumber air yang terbentuk di atas tanah yang dihentak oleh Jibril. Air itu terus mengalir tanpa henti sehingga Siti Hajar mampu menolong putranya.
Setelah berlangsung ribuan tahun sejak adanya sumur Zamzam dan pembangunan Ka’bah oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail AS, sumur Zamzam pernah ditimbun oleh penguasa Jurhum yang kalah dalam peperangan melawan Khuza’ah. Mereka menimbun sumur ini agar musuh mereka tidak dapat memanfaatkannya. Sumur Zamzam baru ditemukan kembali oleh kakek Nabi Muhammad SAW, yaitu Abdul Mutalib. Beberapa sejarawan, seperti Ibnu Hisyam, meriwayatkan bahwa Abdul Muthalib suatu ketika berbaring dekat Hijr Ismail dan bermimpi bahwa ia diperintahkan untuk menggali sumur di daerah yang diisyaratkan lokasinya. Mimpi ini terulang dalam bentuk yang hampir serupa hingga akhirnya Abdul Muthalib berhasil menemukan sumur Zamzam. Sebagian pakar berkata bahwa masa antara penimbunan Zamzam oleh Jurhum dan penemuannya kembali oleh Abdul Muthalib adalah sekitar 300 tahun.
Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW dan Beliau berdoa untuk Zamzam, maka jadilah ia mata air yang tidak pernah habis. Debit air terus bertambah dan melimpah manakala semakin banyak orang-orang yang mengambilnya. Meski tak terhitung jumlah orang yang minum air Zamzam dan bahkan menampungnya untuk menjadi bekal sampai mereka membawanya ke negerinya masing-masing, mata air ini tak pernah surut hingga masa kini. Subhanallah.
Sumur zamzam tidak dapat ditimbun kotoran dan sampah. Jika ada banjir yang mengisi dengan tanah, batu, kotoran dan sebagainya, maka aliran air yang kuat akan menyemburkannya kembali keluar sumur. Derasnya debit mata air Zamzam selalu melimpah dan memancar ke atas hingga mampu membersihkannya kembali dari kotoran yang terbawa banjir. Dasar sumur Zamzam berupa batu yang banyak lubangnya dan mengeluarkan air dengan deras.
Air Zamzam adalah air yang penuh berkah. Nabi Muhammad SAW bersabda:
إِنَّهَا مُبَارَكَةٌ، إَنَّهَا طَعَامُ طَعْمٍ وَشِفَاءُ سَقْمٍ
Artinya:
“Air Zamzam mengandung berkah, ia minuman yang menyegarkan dan obat segala penyakit”
Selanjutnya Rasulullah SAW bersabda:
مَاءُ زَمْزَمَ لِمَا شُرِبَ لَهُ، إِنْ شَرِبْتَهُ تَسْتَشْفِى شَفَاكَ اللهُ وَإِنْ لِشَعْبِكَ أَشْبَعَكَ اللهُ وَإِنْ شَرِبْتَهُ لِقَطْعِ ظَمْئِكَ قَطَعَهُ اللهُ، وَهِىَ هَزْمَةُ جِبْرِيْلَ، وَسُقْيَا اللهِ إِسْمَاعِيْلَ وَزَادَ: وَإِنْ شَرِبْتَهُ مُسْتَعِيْذا أَعَاذَ اللهُ
Artinya:
“Air Zamzam tergantung niat seseorang untuk apa diminum, jika engkau minum karena mengharapkan kesembuhan, maka Allah akan menyembuhkanmu, jika engkau minum untuk kekenyanganmu, maka Allah akan mengenyangkanmu, jika engkau minum untuk melenyapkan kehausanmu, maka Allah akan melenyapkannya. Ia adalah hasil hentakan kaki Jibril dan pemberian air dari Allah kepada Ismail.” Dan beliau menambahkan: “Jika engkau minum dengan mengharapkan perlindungan, maka Allah akan melindungimu”.
Para ulama mengajarkan agar cara meminumnya diteguk tiga kali; tegukan pertama hendaklah berdoa agar dimantapkan iman, tegukan kedua agar dianugerahi ilmu pengetahuan, dan tegukan ketiga semoga memeroleh rezeki halal yang penuh berkah.


