Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai saat ini banyak terdapat ancaman di tengah masyarakat yang dapat mengakibatkan runtuhnya kedaulatan negara.
Karena itulah, MUI merasa perlu menggelar rapat bersama TNI untuk membahas beragam masalah yang mengancam termasuk paham-paham yang bertentangan dengan Pancasila.
Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) merasa prihatin dengan adanya kegoyahan bahkan adanya keruntuhan kedaulatan di berbagai bidang. Tantangan dan ancaman itu tidak hanya masih berada di luar, tapi sudah berada di dalam ” Ucap Din Syamsuddin, Rabu (21/03/2018), di MUI, Jakarta
- KNEKS Sosialisaskan BEST kepada Siswa SD Luqman Al Hakim Surabaya
- CIMB Niaga Umumkan 50 Penerima Beasiswa 2025, Dukung Kemajuan Pendidikan
- BCA Syariah Terus Berinovasi Memberikan Layanan Perbankan Syariah Selaras Maqasid Syariah
- BSI terus Edukasi Kepemilikan Emas Melalui Aplikasi Digital kepada Anak Muda
[bctt tweet=”Majelis Ulama Indonesia (MUI) merasa prihatin dengan adanya kegoyahan bahkan adanya keruntuhan kedaulatan di berbagai bidang #MUI#jadilebihbaik#mysharing ” username=”my_sharing”]
Lanjut Din menjelaskan, apabila hal ini tidak ditindaklanjuti, maka bisa jadi kedaulatan negara dipertanyakan. “Ini kalau dibiarkan tidak mustahil, apa yang disebut kedaulatan menjadi ciri khas dari negara itu akan runtuh,” tambahnya mengingatkan.
Karena itu dia berharap bangsa ini dapat menyadari ancaman yang datang baik dalam bentuk isme-isme yang bertentangan dengan Pancasila, maupun dalam bentuk gangguan yang sangat serius seperti narkoba, korupsi, dan berbagai bentuk kekerasan.
“Ini kalau dibiarkan tidak mustahil, apa yang disebut kedaulatan menjadi ciri khas dari negara itu akan runtuh,” katanya lagi.
Din mengatakan dialog seperti ini rutin dilaksanakan dengan menggandeng para pemangku kepentingan negara. Untuk dialog kali ini merupakan kali kedua MUI menggelar rapat dengan TNI setelah tahun lalu.
“Sejak tahun lalu kita ambil bagian dalam bentuk dialog dari hati ke hati dengan berbagai pihak, khususnya pemangku amanat di negara kita ini.Din mengaku, dua kali mengundang Panglima TNI secara langsung. Pertama di era Panglima Gatot, dan kedua di era Panglima Hadi. Dan keduanya tidak dapat hadir karena sesuatu alasan,” kata Din, di Gedug MUI, Jakarta, Rabu (21/3).
Kegelisahan Din ini seyogyanya akan disampaikan langsung oleh Panglima TNI, ” tapi sayang beliau berhalangan datang. Di sinilah kita ingin berdialog dengan TNI dan semua pihak yang berkepentingan dan berkewajiban menegakkan kedaulatan negara ini,” pungkasnya.
Selain MUI dan TNI, hadir juga ketua dan pengurus organisasi masyarakat Islam se Indonesia dalam rapat bertajuk “Tantangan dan Ancaman terdahap Kedaulatan Negara”.
Dialog kali ini mengangkat tema kedaulatan negara, karena MUI menilai banyaknya ancaman yang dapat mengakibatkan runtuhnya kedaulatan yang datang dari paham-paham yang bertentangan dengan Pancasila.
Selain membahas kedaulatan negara, dialog dilanjutkan dengan pembahasan mengenai isu-isu terkini yang terjadi di masyarakat. Salah satunya, MUI menyoroti persoalan bangunan masjid di Jayapura, aturan menggunakan cadar di perguruan tinggi negeri, pengenaan zakat kepada pegawai negeri sampai pelaksanaan pilkada serentak.

