Pemerintah Inggris tengah menyiapkan diri menerbitkan sukuk dalam waktu dekat dan mulai melakukan roadshow ke sejumlah negara. Ini menjadi salah satu tonggak dalam sejarah industri keuangan syariah Inggris. Namun di sisi lain, tak ada satu pun bank syariah lokal Inggris yang ditunjuk sebagai arranger sukuk.
Pemerintah Inggris akan mulai melakukan roadshow penawaran sukuk di Jeddah esok hari, Selasa (17/6). Setelahnya roadshow akan dilanjutkan ke Riyadh, Dubai, Doha dan Abu Dhabi. Tiga hari kemudian penawaran sukuk baru diadakan di London. Inggris sendiri telah merencanakan penerbitan sukuk bertahun-tahun lamanya dan sempat menolak rencana penerbitan karena menilai biayanya cukup mahal. Rencana ini kembali dikemukakan tahun lalu oleh Menteri Keuangan Inggris, George Osborne, yang mengatakan London akan menjadi pusat keuangan syariah di negara Barat dan menarik investasi dari seluruh dunia muslim.

Chief Executive Officer Bank of London and The Middle East (BLME), Humphrey Percy, pun turut menyatakan kekecewaannnya. “Kami senang pemerintah Inggris membuat kemajuan atas penerbitan sukuk negara karena ini juga penting bagi industri bank syariah Inggris. Tapi sebenarnya kami kecewa karena tidak ada bank syariah Inggris yang dipilih sebagai arranger,” tukas Percy. Kendati demikian, lanjut dia, pihaknya akan tetap berpartisipasi aktif dalam penerbitan sukuk negara untuk memenuhi kebutuhan likuiditas dan atas kepentingan nasabah BLME.
Sementara, Managing Director Islamic Bank of Britain, Sultan Choudhury, mengatakan dirinya tidak terkejut dengan keputusan pemerintah Inggris dalam menetapkan arranger sukuk bertenor lima tahun ini. “Itu keputusan komersial. Saya mengerti atas keputusan itu,” katanya.
Ada lima bank yang ditetapkan sebagai arranger sukuk senilai 200 poundsterling ini, yaitu Barwa Bank (Qatar), CIMB (Malaysia), National Bank of Abu Dhabi dan Standard Chartered. Sukuk Inggris akan menggunakan akad ijarah, dimana investor akan menerima imbalan dari pendapatan upah aset yang dijadikan underlying, dimana dalam hal ini adalah tiga kantor pemerintahan Inggris. (Sumber: Financial Times)

