pemasaran produk syariah
“Mau seperti apa iklannya nanti, kreatifkah? Banyakkah orang tertarik? Nah, juri akan menilai dari iklan itu dan presentasinya”, kata Nita. Dan, menariknya kompetisi ini berfokus pada produk syariah, baik yang merupakan produk keuangan syariah maupun sektor riil.

IPB Gelar Kompetisi Pemasaran Produk Ekonomi Syariah

[sc name="adsensepostbottom"]

Produk ekonomi syariah memiliki karakteristik tersendiri yang memengaruhi strategi pemasarannya. Institut Pertanian Bogor pun menggelar kompetisi pemasaran produk ekonomi syariah.

Menjadi tantangan tersendiri untuk memasarkan produk ekonomi syariah umumnya dan produk bank syariah pada khususnya. Berlatar belakang itulah, Sharia Economics Students Club (SES-C), Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor menggelar Sharia Economics Marketing Competition (SEMC) tahun ini. Kompetisi tengah digelar dan akan memasuki babak final pada 12 September 2014 di Kampus IPB, Bogor.

pemasaran produk syariah
“Mau seperti apa iklannya nanti, kreatifkah? Banyakkah orang tertarik? Nah, juri akan menilai dari iklan itu dan presentasinya”, kata Nita Arsinta, Panitia Season 10, IPB tentang salah satu kegiatan Seson tahun ini, Kompetisi Pemasaran Produk Syariah.

Kegiatan kompetisi strategi marketing produk syariah ini adalah bagian dari kegiatan tahunan SES-C FEM IPB, yaitu Sharia Economics at Seminar, Expo, and Campaign (Season) yang telah memasuki tahun ke-10. Ketua Panitia Season 10, Shofwan Muhammad Rasyid menjelaskan kepada MySharing bahwa sebelumnya kegiatan Season tidak mengikutkan kompetisi strategi marketing pada rangkaian kegiatannya, baru tahun ini SEMC digelar. Justeru sebelumnya adalah Business Competition.

“Kalau business competition sudah banyak dan seringkali produknya saja yang ditawarkan, pemasarannya bagaimana?, kata Shofwan. Prosesnya, peserta mendaftar kompetisi dengan menyerahkan semacam strategi marketing dalam bentuk paper kepada panitia.

Paper yang lulus seleksi pertama, harus membuat semacam video komersial dan harus diupload di Youtube. Dari sanalah, popularitas video itu dapat dianalisa dengan melihat stastistik berapa banyak yang menonton dan berapa lama orang menontonnya, apakah sampai habis atau hanya sebagian, dan metriks lainnya. Selain di Youtube, peserta yang lolos juga harus mempresentasikan di hadapan juri.

Kegiatan ini memang baru menyasar segmen mahasiswa strata 1 (S1) dan diploma 3 (D3) dari seluruh Indonesia. Mengapa begitu? Shofwan menjawab, “Pemikiran mahasiswa dalam banyak hal lebih kena daripada umum. Kalau marketing plan kami melihat potensi pendaftarnya lebih banyak, kalau business plan ‘kan kebanyakan makanan yang ditawarkan. Dan, kebanyakan mahasiswa saat ini kreatif. Yang mendaftar sudah lumayan banyak. Terakhir dari Universitas Brawijaya, mereka mulai tertarik dengan produk keuangan syariah non bank”.

Rekan Shofwan, Nita Arnita, Staf Publikasi Season 10 mengatakan kepada Sharing, alasan mengganti business competition ke marketing competition adalah karena ingin membuka pemikiran baru tentang bagaimana memasarkan produk ekonomi syariah, misalnya produk bank syariah. “Hasil konsultasi kami dengan para dosen pembimbing, business plan hanya bisa menghasilkan prototype produk. Nah, kami inginnya tidak hanya itu, juga kreatifitas untuk membuat produk ekonomi syariah itu menjadi menarik bagi orang banyak”, kata Nita yang mahasiswi FEM-IPB Jursan Ekonomi Syariah ini.

Nita mengakuim justeru kompetisi marketing ini akan membuat peserta menjadi lebih susah berlomba. Karena, sekarang fokusnya kepada bagaimana secara kreatif memasarkan produk bank syariah misalnya. “Mau seperti apa iklannya nanti, kreatifkah? Banyakkah orang tertarik? Nah, juri akan menilai dari iklan itu dan presentasinya”, kata Nita. Dan, menariknya kompetisi ini berfokus pada produk syariah, baik yang merupakan produk keuangan syariah maupun sektor riil.

Season 10 kali ini, menurut Nita memiliki ciri khas dibanding Season sebelumnya, yaitu temanya yang sudah masuk ke ranah kebijakan: “Islamic Political Economy: Islamic Economy as a Main Foundation of Blessed Political System”. Terkait tema ini juga Call for Paper dan Seminar Internasional akan diadakan.

Di Indonesia, legalitas ekonomi syariah sebagai syatu sistem ekonomi masih sangat minim. Hal ini akan kentara jika membandingkannya dengan negara lain, Malaysia atau Inggris misalnya. “Bagaimana sebaiknya regulasi di negara ini disusun untuk membuat ekonomi syariah lebih kondusif”, kata Nita menjelaskan. Ia menambahkan, acara ini akan menjadi bukti kongkret dalam membangun kepedulian pemerintah dengan penggunaan politik sebagai alat yang digunakan untuk mengambil kebijakan dalam bentuk undang-undang. Nah, undang-undang tersebut harapannya akan menguatkan legalitas ekonomi syariah di Indonesia.

Menurut Shofwan, “Cerminannya ke Inggris, negara yang minoritas Muslim sudah mengembangkan ekonomi syariah. Seminarnya akan menghadirkan OJK, kami membandingkan ekonomi syariah di Indonesia dari sisi regulasi dengan negara lain. Lalu harapannya apa, peluangnya bagaimana? Apa yang dibutuhkan dalam sistem”. Dari Call of Paper ini, 10 paper terbaik masuk ke finalis, lalu diperas lagi menjadi tiga paper terbaik.

Shofwan menambahkan, total hadiah diperkirakan saat ini mencapai Rp 12 Juta, “Namun bisa lebih dari itu, karena kami terus mencari sponsor yang mau menambahnya”, kata Shofwan.

Season 10th digelar di gedung Andi Hakim Nasution, Institut Pertanian Bogor. Acara seminar Season 10th akan berlangsung dari pukul 08.00 hingga pukul 16.00 WIB. Perhelatan tahun ini akan membawa tema “Politik Ekonomi Islam: Membangun Ekonomi Islam Melalui Sistem Politik”.

season 10 ipb
Seminar Internasional dalam Season 10

Season 10th adalah sebuah acara yang terdiri dari berbagai macam rangkaian kegiatan, sesuai namanya yakni Season ( Sharia Economics at Seminar and Competition ). Kompetisi pemasaran produk syariah ini akan diadakan pada 11-12 September.

Puncak acara Season ke 10 adalah pada acara seminar yang dihelat pada 13 september. Seminar Season bertujuan sebagai wadah dan sarana yang mampu memberikan informasi tentang pentingnya legalisasi penerapan ekonomi Islam dan sumbangan pemikiran terkait penetapan peraturan pemerintah mengenai ekonomi Islam.

Seminar Season 10th menghadirkan Prof. Yashushi Suzuki, Ph.D , Irfan Syauqi Beik, Ph.D, Rifki Ismal, Ph.D , dan Dr. Adiwarman Azwar Karim, MBA sebagai pembicara dalam 2 sesi acara. Pada sesi acara seminar para pembicara akan membawakan materi mengenai sumberdaya islami pada sesi pertama dan regulasi mengenai ekspansi ekonomi syariah pada sesi kedua.

Acara ini memiliki target peserta civitas Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Umum yang memiliki minat di Ekonomi Syariah ataupun yang ingin tahu dan belajar mengenai Ekonomi Syariah.

Diharapkan, melalui seminar ini setiap orang akan jadi lebih tahu lagi mengenai hal apa saja yang dibutuhkan untuk menjadi seorang ekonom Islam, kesiapan ekonom Islam di Indonesia, dan bagaimana regulasi yang bisa disiapkan dalam ekspansi ekonomi syariah yang sudah mulai gencar sehingga pemerintah mau mendukung ekonomi syariah.