Kabar perkembangan industri keuangan syariah seakan tiada habisnya datang dari benua Afrika. Kali ini, berasal dari Senegal. Negara yang terletak di barat Afrika ini melangkahi Afrika Selatan dan Nigeria dalam penerbitan sukuk.

Senegal membuka penawaran mulai pekan ini dalam penawaran sukuk sebesar 100 miliar CFA franc (208 juta dolar AS). Penawaran tersebut akan ditutup pada 18 Juli 2014. Langkah pemerintah Senegal ini menimbulkan proyeksi pasar sukuk di tahun ini akan melebihi catatan penerbitan di tahun 2012 yang mencapai 46,5 miliar dolar AS. Di tahun ini jumlah penerbitan sukuk global meningkat 27 persen menjadi 24,4 miliar dolar AS dari tahun lalu.
Menurut Analis Wilayah Afrika Maplecroft, Sarah Tzinieris, dengan penerbitan sukuk yang dilakukan oleh pemerintah Senegal ini, negara lainnya di Afrika akan memperhatikannya dengan penuh minat. “Dengan belum berkembangnya pasar di sub-Sahara Afrika, negara pertama yang menerbitkan sukuk, seperti Senegal, berada dalam posisi yang kuat dalam menempatkan dirinya sebagai pusat keuangan syariah di Afrika,” cetus Tzinieris, sebagaimana dilansir dari laman businessdayonline.com, Selasa (1/7).
Tzinieris menambahkan penerbitan sukuk oleh Senegal yang mendahului negara-negara di Afrika Utara, seperti Maroko dan Tunisia, menunjukkan bahwa pemerintah Senegal mulai melakukan pendekatan investasi untuk penghimpunan dana. Menurut International Monetary Fund, perekonomian Senegal akan mencapai 4,6 persen tahun ini dan mencapai 4,8 persen di tahun 2015.
Sebelumnya, pada bulan April lalu, Kementerian Keuangan Afrika Selatan menyatakan akan menerbitkan sukuk di tahun ini. Sementara, sukuk menjadi bagian rencana strategis Nigeria sampai tahun 2017. Baru-baru ini pemerintah Kenya juga menyatakan akan menutup defisit belanja dengan penerbitan sukuk. Defisit anggaran Kenya diperkirakan mencapai 342 miliar shilling (3,9 miliar dolar AS). Sukuk menjadi salah satu pilihan instrumen untuk memperluas basis investor.

