Pengenaan sanksi terhadap Rusia tak membuat negara itu gentar. Malah, industri perbankan Rusia mulai mengalihkan perhatiannya ke industri keuangan syariah sebagai alternatif penghimpunan dana, setelah mengalami kesulitan masuk ke Eropa dan Amerika Serikat.

Rusia pun telah mengidentifikasi Asia sebagai target pembiayaan syariah. Namun kemungkinan Rusia untuk mendapatkan dana keuangan syariah, khususnya dari kawasan Asia, ditengarai semakin mengecil mengingat menegangnya hubungan antara Rusia dan Malaysia menyusul jatuhnya pesawat MH017. Pilihan untuk mengembangkan industri perbankan dalam negeri dinilai lebih logis. Sejumlah perbankan di Rusia seperti AK BAR Bank, Sberbank dan VTB Bank, telah menyatakan minatnya terhadap keuangan syariah agar dapat menarik investor Timur Tengah.
Aktivitas keuangan syariah Rusia memang tidak terlalu bergaung. Sebagian besar dapat ditemui di daerah Tatarstan, dimana mayoritas muslim bermukim di sana. Pada November 2013 International Bank of Azerbaijan telah mendapat ijin dari bank sentral Rusia untuk mengembangkan instrumen keuangan syariah. Pada Januari 2014 AK BARS Bank pun telah menyalurkan pembiayaan murabahah sebesar 100 juta dolar AS.
Negara-negara di sekitar Rusia seperti Azerbaijan, Kazakhstan, Kyrgyzstan dan Tajikistan, mulai menyatukan langkah untuk mengembangkan industri keuangan syariah dengan dukungan Islamic Development Bank (IDB). Sebelumnya, Chairman National Bank of Tajikistan, Abdujabbor Shirinov, mengatakan krisis ekonomi global pada 2009 lalu membuat banyak lembaga keuangan internasional mengubah arahnya pada prinsip-prinsip keuangan syariah. “Prinsip keuangan syariah telah menunjukkan ketahanan dalam menghadapi krisis ekonomi,” kata Shirinov.
Tajikistan pun telah memiliki aturan perbankan syariah awal bulan ini. Dengan populasi muslim sebesar 98 persen, negara ini telah menunjukkan ketertarikan yang besar terhadap bank syariah, terutama yang terkait dengan keuangan mikro syariah.

