ketimpangan ekonomi

68 Juta Masyarakat Indonesia di Pinggir Jurang Kemiskinan

[sc name="adsensepostbottom"]

Angka penurunan kemiskinan di Indonesia terus melambat. Dalam dua tahun terakhir kemiskinan hanya turun 0,7 persen. Bank Dunia mencatat persentase tersebut menjadi angka penurunan yang terkecil dalam satu dekade terakhir.

ketimpangan ekonomi
Pedagang somay di kawasan bisnis Jakarta. Di ketimpangan ekonomi yang tinggi, pekerja sektor informal rentan jatuh ke dalam kemiskinan dengan cepat. Foto; Bank Dunia

Setidaknya sekitar 68 juta masyarakat Indonesia berada di pinggir jurang kemiskinan, dimana pendapatannya hanya sedikit lebih tinggi daripada keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan. Faktor-faktor seperti bencana alam, pengangguran, atau sakitnya anggota keluarga pun dapat dengan mudah mengguncang perekonomian mereka dan terjun ke jurang kemiskinan.

Tak hanya itu, ketimpangan ekonomi juga meningkat. Hal tersebut pun berpotensi mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang telah membantu menurunkan angka kemiskinan dari 24 persen pada 1999 menjadi 11,3 persen pada 2014.

Rasio Gini, yang menghitung angka ketimpangan konsumsi, telah meningkat dari 0,30 pada 2000 menjadi 0,41 pada 2013. Disparitas pun terjadi, utamanya di Indonesia Timur yang tertinggal dengan wilayah lainnya di Indonesia terutama Pulau Jawa. Walau Indonesia berhasil menurunkan angka kemiskinan, pertumbuhan tingkat kesenjangan ekonominya menjadi yang tercepat di kawasan Asia Timur. Meningkatnya kesenjangan ekonomi ini membuat masyarakat akan sulit untuk keluar dari jerat kemiskinan. Baca Juga: Ketimpangan Ekonomi Naik 60%

Country Director Bank Dunia untuk Indonesia, Rodrigo A Chaves, mengatakan menurunkan angka kemiskinan dan kesenjangan ekonomi akan menjadi tantangan terpenting bagi pemerintahan baru. “Namun dengan implementasi kebijakan publik yang efektif oleh pemerintah pusat dan lokal, bekerjasama dengan sektor swasta dan masyarakat, kami yakin Indonesia akan membuat kemajuan dalam menurunkan angka kemiskinan dan kesenjangan ekonomi,” kata Chaves, dalam siaran persnya.

Ketimpangan ekonomi bukanlah konsekuensi yang tak terhindarkan dari sebuah pertumbuhan. Negara lainnya mampu tetap tumbuh, bersamaan dengan penurunan kemiskinan dan kesenjangan ekonomi. Menurut Ekonom Bank Dunia, Vivi Alatas, strategi utama dalam menurunkan kemiskinan dan kesenjangan ekonomi adalah dengan menciptakan lapangan pekerjaan lebih banyak dan lebih baik. “Di saat yang sama, anak-anak di seluruh Indonesia harus punya akses yang sama agar punya awal mula kehidupan yang baik,” ujar Vivi.

Dengan berinvestasi di infrastruktur jasa publik dan program jaring pengaman sosial dinilai akan dapat meningkatkan akses kesehatan dan pendidikan keluarga miskin, sehingga dapat meningkatkan peluang mereka untuk keluar dari kemiskinan. Saat ini Indonesia hanya mengalokasikan 0,7 persen dari produk domestik bruto untuk bantuan sosial. Sangat kecil dibanding Brasil dan negara berpendatan rendah lainnya yang mengalokasikan sebesar 1,5 persen.